Jakarta, 7/11 (ANTARA) - Gahawisri (Gabungan Pengusaha Wisata Bahari) mendukung keputusan pemerintah untuk melanjutkan program tahun kunjungan wisata (Visit Indonesia Year) pada 2009 dengan tema wisata konvensi (MICE / Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dan wisata bahari (marine tourism). "Kita menyambut baik keputusan pemerintah itu. Memang pada rapat koordinasi pemasaran pada bulan lalu, kita sudah sepakat VIY diteruskan dan kita mengusulkan menjadi wisata bahari," kata Sekjen Gahawisri, Didien Junaedy yang dihubungi di Jakarta, Jumat. Didien mengatakan tinggal bagaimana implementasi di daerah untuk VIY 2009 tersebut dengan penyiapan infrastruktur, kelembagaan dan SDM untuk mendukung hal itu. "Untuk mengembangkan wisata bahari, SDM harus disiapkan, diinventarisasi dari tiap kabupaten, harus mengecek infrastruktur, misalnya bandara, pelabuhan, dermaga-dermaga di pulau kecil, juga akses transportasi lainnya," kata Didien. Selain itu, katanya, daerah-daerah berpotensi wisata bahari juga perlu mengembangkan dan mengemas produk wisata bahari yang bisa dijual. "Kalau satu produk dari destinasi wisata bahari jelas dengan pengemasannya, kita bisa promosikan dan kita bisa membantu mencarikan investasinya," katanya. Didien melihat hal yang perlu diperhatikan adalah membina masyarakat agar mempunyai kesadaran wisata (tourism minded) karena wisata bahari berbasis masyarakat. "Wisata bahari harus berbasis masyarakat, di mana keikusertaan masyarakat itu mutlak perlu," katanya. Dia mencontohkan peran serta masyarakat bisa dengan mengembangkan "home stay" untuk wisman, dan menjadikan daerahnya kampung wisata. "Masyarakat juga bisa mengembangkan wisata bahari berupa ekonomi wisata bahari yaitu wisata perikanan yang ramah lingkungan. Itu bisa jadi obyek wisata yang menarik," katanya. Sebelumnya, Sekjen Gahawisri itu mengatakan wisata bahari merupakan wisata utama Indonesia di masa depan. "Wisata Indonesia ke depan adalah wisata bahari karena negara kita adalah negara kepulauan. Wisata bahari merupakan kegiatan yang baru dikembangkan," kata Didien di Jakarta, Senin. Dia mengatakan pariwisata bahari mempunyai potensial pasar yang sangat besar dan berpotensial menyumbang devisa pariwisata bagi negara. "Potensi wisata bahari antara 25 sampai 30 persen dari total devisa pariwisata yang ditargetkan oleh pemerintah berasal dari wisata bahari, dengan catatan pengembangan secara konsisten," kata Didien. "Harapan saya, 10 tahun ke depan 50 persen target devisa pariwisata berasal dari wisata bahari," kata Sekjen Gahawisri itu. Belum serius Meskipun pulau-pulau yang berjumlah ribuan di Indonesia merupakan modal bagi pengembangan dunia pariwisata bahari di Indonesia, Didien melihat pemerintah belum serius untuk mengembangkannya. "Perlu kemauan politik dari pemerintah untuk membangun pariwisata bahari karena wisata bahari identik dengan mengembangkan wisata di pulau-pulau kecil yang berbasis masyarakat," kata Didien. Pemberdayaan dan pembangunan masyarakat di pulau-pulau menjadi syarat mutlak bagi pengembangan pariwisata bahari. "Jadi tidak ada wisata bahari muncul di satu pulau atau satu daerah tapi tidak mengikutsertakan masyarakat setempat. Jadi masyarakat setempat itu harus mempunyai andil di dalamnya sebagai 'stakeholder' (pemangku kepentingan), itu yang penting," kata Didien. Pemerintah melalui Depbudpar (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata) bersama pelaku bisnis, asosiasi, dan para pemangku kepentingan (stakeholder) pariwisata telah sepakat untuk melanjutkan program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 pada tahun depan (2009). "Program VIY 2008 kita lanjutkan pada tahun 2009 dengan Visit Indonesia Year: MICE and Marine Tourism. Dua produk unggulan yaitu wisata bahari dan wisata konvensi menjadi primadona untuk meraih target 8 juta kunjungan wisman tahun 2009," kata Dirjen Pemasaran Depbudpar, Sapta Nirwandar di Jakarta, Rabu (6/11). Sapta mengatakan program Visit Indonesia Year: MICE and Marine Tourism cukup kuat dan relevan mengingat tahun 2009 Indonesia akan melakukan pesta demokrasi (Pemilu) dan menjadi tuan rumah konferensi dunia World Ocean Conference (WOC) di Manado, Sulut. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi: Surya Dharma, Kepala Informasi dan Hubungan Masyarakat, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Telepon: 021 - 3838167, 021 - 3838131, Fax: 021 - 3849715

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008