Oleh Apep Suhendar
Jakarta (ANTARA News) - Hawa dingin yang terasa menusuk kulit diiringi hujan rintik-rintik menyambut kedatangan kami (Antara dan Kompas) di tengah rerimbunan hutan hujan tropis yang lebat dan asri, di kawasan Kinabalu Park (Taman Nasional Kinabalu), di kaki Gunung Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Meski sore itu, cuaca kurang bersahabat, namun tak menyurutkan sejumlah pelancong dalam dan luar negeri berdatangan, terutama mereka yang akan melakukan pendakian ke Gunung Kinabalu. Terlebih lagi, waktu itu merupakan libur akhir pekan ditambah hari libur nasional Deepavali.
Deevapali merupakan hari perayaan bagi umat Hindu pada bulan ketujuh dari penanggalan umat Hindu, untuk merayakan kemenangan Tuhan Krishna terhadap setan Ravana. Pemeluk agama ini umumnya warga keturunan India yang tahun ini merayakan Deevali bertepatan dengan 27 Oktober.
Lokasi di ketinggian 1.564 meter di atas permukaan laut ini berjarak sekitar 90 kilometer dari Kota Kinabalu ke arah Kundasang dan Ranau, atau sekitar dua jam perjalanan menggunakan mobill menyusuri jalan berkelok di lereng pegunungan dengan panorama cukup indah.
Dari tempat ini, puncak Gunung Kinabalu terlihat samar berselimut kabut tipis. Bentuknya, terlihat aneh dengan beberapa puncaknya, tidak mengkerucut seperti gunung-gunung pada umumnya. "Sebagian penduduk asli mempercayainya sebagai penjelmaan seorang wanita yang sedang menunggu sang kekasih," kata Helmie B Jamil, seorang pemandu wisata, karena bentuknya menurut mereka menyerupai wanita sedang tengadah.
Gunung Kinabalu memang banyak menyimpan cerita dan kisah-kisah yang misteri. Masyararakat suku Kadazan Dusun yang mendominasi penduduk di wilayah itu menyebutnya "Aki Nabalu" yang berarti Rumah dari para Arwah Leluhur. Mereka meyakini Gunung Kinabalu merupakan tempat bersemedinya roh-roh mereka setelah meninggal dunia nanti.
Menurut penelitian, Kinabalu merupakan "gunung non-api" termuda di dunia yang telah terbentuk penuh. Gunung ini merupakan hasil intrusi granit yang terbentuk 15 juta tahun oleh suatu bola raksasa yang mengeras dari batuan meleleh (pluton) yang tertekan di bawah batuan endapan Jajaran Croker.
Oleh gerakan-gerakan tektonik sejuta tahun lalu, pluton tersebut kemudian terdesak ke atas membentuk badan gunung. Bahkan, proses ini sampai sekarang masih terus berlanjut sehingga Gunung Kinabalu tumbuh setengah sentimeter setiap tahun.
Selanjutnya, selama kala Pleistosen, sungai-sungai es menutupi puncak gunung, menggesek dan melicinkan dataran tinggi granit, dan hanya meninggalkan puncak yang bergerigi di atas lapisan es.
Akibatnya, seperti ditemukan di Gua Paka, ketinggian 3.250 meter, terdapat kumpulan batu-batu besar dari berbagai ukuran yang menandai moraine (bentukan oleh bagian depan sungai es yang bergerak maju). Kemudian, kurang lebih 10.000 tahun lalu lapisan es mencair dan sejak itu cuaca dan hujan memahat tebing-tebing gunung, menciptakan puncak-puncak terukir dan jurang-jurang dalam yang menawan.
Teori lain mengatakan Gunung Kinabalu merupakan hasil dari pertemuan litosfera Laut China Selatan dan litosfera yang membentuk kepulauan Borneo.Dalam pertemuan itu, litosfera Laut China Selatan semakin terbenam ke bawah permukaan bumi, memberi tekanan kepada litosfera yang membentuk Kepulauan Borneo.
Tekanan itu mendorong bongkah Gunung Kinabalu yang terletak di bawah permukaan bumi naik ke atas permukaan bumi. Dorongan itu menyebabkan Gunung Kinabalu semakin meninggi, setiap tahun bertambah sekitar lima milimeter. Namun penambahan ketinggian ini tak dapat dilihat secara kasat mata.
Diserbu pendaki
Sebagian besar wisatawan, terutama wisatawan manca negara (wisman) yang datang ke Kinabalu Park, umumnya bertujuan mendaki Gunung Kinabalu yang menawarkan berbagai sensasi dan keindahan alamnya. Gunung Kinabalu adalah ikon utama negara bagian Sabah sehingga pada tahun 1964, pemerintah setempat mengganti nama ibukota Jesselton menjadi Kota Kinabalu.
Dengan ketinggian mencapai 4.095 meter dijuluki sebagai "Puncak Borneo", Gunung Kinabalu menjadi gunung tertinggi di Asia setelah Himalaya di Tibet dan Pegunungan Jayawijaya berpuncak salju di Papua, Indonesia. Sebagian pendaki-pendaki asing yang tidak mengetahui Indonesia terutama Papua, menganggap Gunung Kinabalu sebagai gunung tertinggi di Asia Tenggara.
"Setiap harinya ada sekitar tiga ratus pendaki menuju puncak Gunung Kinabalu. Namun kami mengaturnya agar jumlah pendaki yang berada di puncak setiap harinya tidak boleh lebih dari seratus orang. Ini untuk menjaga kebersihan, keamanan dan kelestarian alam Kinabalu," kata Hendrik Pendrosa, Asisten Manager Resort, Sutera Sanctuary Lodges, sebuah perusahaan swasta yang mengelola kawasan Kinabalu Park termasuk mengurusi pendakian ke Gunung Kinabalu.
Untuk mendaki Gunung Kinabalu tidak membutuhkan pengalaman mendaki gunung yang tangguh atau keahlian tertentu, kecuali kesiapan fisik pendaki. Hanya saja, setiap pendaki asing dikenakan biaya perijinan RM100, pemandu gunung RM85 untuk satu hingga tiga orang pendaki yang berfungsi juga sebagai petugas kebersihan, asuransi RM7 per orang dan konservasi RM15 per orang (RM1 sekitar Rp3.000). Biaya yang dikenakan untuk para pendaki Malaysia tentu lebih murah, sekitar sepertiganya dari biaya pendaki asing.
Perjalanan naik dan turun Gunung Kinabalu dapat ditempuh dalam waktu dua hari. Namun, pemandu wisata setempat biasanya menyarankan tiga hari pendakian untuk sekaligus menikmati panorama sekitar gunung. Para pendaki pun tidak perlu membawa perlengkapan yang banyak karena fasilitas lengkap telah tersedia di pos-pos perhentian.
Rute pendakian terbagi atas beberapa pos peristirahatan (shelter), dimulai dari Timpohon Gate (1.866 m), Pondok Layang-layang (2.702 m), Pondok Waras (3.244 m) dan Laban Rata Resthouse (3.273 m) salah satu tempat bermalam para pendaki. Selanjutnya, Pondok Pana Laban (3.314 m), Pondok Gunting Lagadan (3.323 m) dan Pondok Sayat-sayat yang merupakan pos terakhir sebelum mencapai puncak.
Pendakian menuju Puncak Low (4.095 m) biasanya dilakukan menjelang matahari terbit. Selain Puncak Low, Kinabalu juga mempunyai empat puncak lain, yakni St John?s Peak (4.091 m), Alexandra?s Peak (4.003 m), Ugly Sister Peak (4.032 m), Donkey Ears Peak (4.054 m) dan South Peak (3.933 m). Namun, puncak yang biasa didatangi hanyalah Puncak Low. Nama yang diberikan untuk mengenang tim ekspedisi pendakian pertama yang dipimpin Sir Hugh Low pada tahun 1851.
"Dari puncak Low, saya menyaksikan pesona alam yang tak terhingga ketika matahari terbit. Sangat-sangat indah sekali, sebelumnyanya belum pernah saya lihat. Sungguh perjalanan yang menakjubkan," kata Smith seorang pendaki asal Inggris, yang harus memesan pendakiannya ke Gunung Kinabalui, beberapa bulan sebelumnya.
Hendrik menyarankan, jika akan melakukan pendakian ke Gunung Kinabalu sebaiknya sekitar Mei-Juni-Juli hingga Agustus. Dalam periode tersebut cuaca relatif lebih bagus sehingga banyak keindahan alam yang bisa dinikmati. Namun ia mewanti-wanti agar melakukan pemesanan setidaknya enam bulan sebelumnya. Peminatnya harus antri karena ada pembatasan jumlah pendaki yang diijinkan naik ke pucak untuk setiap harinya.
Pesona alam
Memasuki kawasan Kinabalu Park, --memiliki luas 754 kilometer persegi mengelilingi Gunung Kinabalu di pantai barat Sabah, Borneo (Kalimantan)--, terasa bahwa warisan alam yang diakui sebagai salah satu Warisan Dunia - World Heritage - ini dikelola dengan baik dan profesional.
Pemerintah Malaysia meresmikan Kinabalu Park sebagai taman nasional pada tahun 1964. Namun, baru pada Desember 2000, UNESCO kemudian meresmikan Taman Kinabalu sebagai situs bersejarah dunia atas perannya sebagai salah satu situs biologi penting di dunia.
Situs botanikal Kinabalu diberkati berbagai keragaman varietas flora dan fauna, karena terletak di belahan bumi dengan empat iklim. Kinabalu Park memiliki 4.000 spesies tumbuhan vascular, 1.200 spesies anggrek, 600 spesies paku-pakis dan 40 spesies tanaman bambu. Untuk faunanya, taman nasional ini mempunyai 90 spesies mamalia, 300 spesies burung dan 290 spesies kupu-kupu dan banyak lagi spesies flora dan fauna lainnya.
Spesies tanaman kantong (pitcher plants) di Indonesia dikenal dengan kantong semar (Nepenthes sp), dan anggrek menjadi kekayaan utama floranya, sementara lintah merah raksasa dan cacing gunung raksasa adalah spesies fauna yang hanya bisa ditemukan di Kinabalu Park (endemis). Tercatat ada 30 spesies pitcher plants, dengan tiga spesies di antaranya bersifat endemis.
"Itu anggrek termahal di dunia," kata Helmie pemandu wisata tanpa menyebutkan harganya. Ia menunjukkan sebuah tanaman anggrek dengan nama latin Paphiopedilum Rota Schildanium yang hanya bisa dilihat dari jarah jauh karena berada di dalam kandang tersendiri di Taman Anggrek, Botanical Garden.
Di sini juga terdapat tanaman kantong terbesar di dunia yang diberi nama Nepenthes Rajah atau Raja Brooke, yang merupakan endemis di Gunung Kinabalu. Disebut raja karena ukuran kantongnya sangat besar, panjangnya lebih dari 35 sentimeter dan berdiameter 18 sentimeter dapat menampung 3,5 liter air. Juga untuk menghormati Sir James Brooke, raja bule pertama di Sarawak
Bagi penggemar tumbuhan ini, kantongnya yang eksotik itulah yang dicari. Berbagai spesies Nepenthes memiliki bentuk dan warna kantong yang unik. Kantong itu merupakan perangkap bagi serangga yang dimangsanya, yang merupakan sumber nitrogen.
Taman ini juga menjadi tempat bagi populasi tanaman bunga bangkai (rafflesia). Rafflesia di Kinabalu Park membutuhkan waktu 15 bulan untuk mengembang, namun mekar bunganya hanya bertahan tujuh hari.
Eksotisme Kinabalu, sebenarnya bukan melulu Kinabalu Park dengan Gunung Kinabalunya. Kota Kinabalu (KK) ibukota negara bagian Sabah yang terletak di tepi Laut China Selatan juga menawarkan pesonanya, berupa pantai yang indah dengan pemandangan terumbu karang, pulau-pulau kecil dan pegunungan tinggi.
Kota yang dibangun kembali pada tahun 1967 setelah hancur lebur akibat perang dunia II ini, meski tidak terlalu luas namun tampak bersih, rapih dan tertib. Salah satu tempat menarik di kota ini adalah "Atkinson Clock Tower", sebuah menara jam besar peninggalan Kolonial Inggris yang dibangun pada tahun 1905 yang dinamai berdasarkan nama seorang kepala wilayah kota pertama FG Atkinson.
Kota Kinabalu kini telah dilengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan wisatawan seperti hotel dan pusat perbelanjaan, antara lain Warisan Square dan 1Borneo, sebuah hypermall terbesar di Malaysia Timur yang dilengkapi dengan empat buah hotel. Bahkan bandar undara Kinabalu yang baru selesai direnovasi dan masih terus diperluas, kini telah menjadi bandara tersibuk kedua setelah Kuala Lumpur International Airport (KLIA). (*)
Copyright © ANTARA 2008