kami juga berharap kepada pemerintah untuk secepatnya membangun hunian sementara yang aman
Jakarta (ANTARA) - Mathla'ul Anwar (MA) Care mendirikan madrasah darurat bagi anak-anak korban banjir bandang di Kampung Seupang lama, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Relawan MA Care Nasrullah dalam keterangannya, Selasa, menjelaskan di dalam posko pengungsian terdapat 50 anak usia sekolah dari tingkat dasar hingga menengah yang kehilangan rumah dan sekolah tempat mereka belajar.

Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar (MIMA) satu-satunya sekolah yang ada di lingkungan mereka tinggal kondisinya mengenaskan karena tertimbun lumpur material banjir.

Beruntung saat kejadian kondisi Madrasah sedang kosong tidak ada kegiatan belajar mengajar karena sedang libur semester ganjil akan tetapi anak-anak harus kehilangan tempat mereka belajar baik di sekolah maupun di rumah.

Anak-anak ini harus mengungsi karena rumah yang mereka huni ikut hancur, buku dan peralatan sekolah lainnya hilang terseret banjir bandang, jelas Direktur MA Care Mulyadi.

Di hari pertama pasca kejadian, tim relawan Mathla'ul Anwar Care tiba di kampung Seupang dan langsung berkomunikasi dengan kepala Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar Seupang, serta mendirikan tenda posko pengungsian untuk menampung para penyintas, melakukan evakuasi warga yang sebagian masih berada di titik rawan bencana.

Hasil musyawarah tim MA Care dengan para penyintas dan kepala MIMA Seupang disepakati untuk mendirikan MIMA darurat sampai kondisi bangunan bisa digunakan dengan layak.

MIMA darurat berhasil didirikan setelah tiga hari melalui gotong royong antara relawan MA Care dengan masyarakat meskipun dengan kondisi seadanya beralaskan tanah, berdinding dan beratapkan terpal plastik.

Fokusnya MIMA darurat adalah pemulihan psikologis anak, maka sistem belajarnya pun berbeda dari biasanya. lebih ringan, santai dan penuh tawa agar anak bergembira (trauma healing).

Demi berjalannya aktivitas madrasah darurat menerjunkan tenaga pengajar dari MIMA, MTs MA, Aliyah MA Pusat Menes, SMA MA Menes Pandeglang, Mathla'ul Anwar Global School Pandeglang serta SMK MA Warunggunung Lebak, juga para Mahasiswa UNMA Banten.
 
Warga dan relawan bergotong royong membangun Madrasah Ibtidaiyah Mathla'ul Anwar (MIMA) darurat (Foto HO MA Care)

Selain itu, bekerjasama pula dengan lembaga lain yaitu PMI Lebak, PMI Cilegon, Pokja Relawan Banten, Pelajar Islam Indonesia Banten serta relawan sosial lainnya.

"Kami dari MA Care selain membantu mengevakuasi warga, membersihkan bangunan rumah dari lumpur serta material lainnya, kami juga peduli terhadap pemenuhan hak anak dalam pendidikan, sejalan dengan misi MA, yaitu bergerak di bidang pendidikan dakwah dan sosial untuk itu kami mendirikan Madrasah Darurat MA," ujar Mulyadi.

Sudrajat, Kepala MIMA Seupang, mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar MA Care yang telah membantu mendirikan madrasah darurat.

"Kami sangat butuh untuk mengembalikan kondisi psikologis anak-anak kami, dan untuk mengisi hari hari selama di pengungsian karena kami tidak tahu sampai kapan kami berada di pengungsian, kami juga berharap kepada pemerintah untuk secepatnya membangun hunian sementara yang aman, juga segera membangun Madrasah Ibtidaiyah, agar anak-anak nyaman belajar," kata Sudrajat.

Baca juga: Mathla'ul Anwar ajak China rangkul Muslim Uighur
Baca juga: Mathla'ul Anwar selenggarakan seminar usulan Pahlawan Nasional

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020