Buol, Sulteng (ANTARA News) - Pengungsi korban gempa di Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga kini belum menerima bantuan kemanusiaan tanggap darurat.
Koresponden ANTARA Adha Nadjemuddin dari Buol, Selasa, melaporkan tidak adanya angka pasti mengenai jumlah pengungsi tersebut disebabkan mereka tersebar di banyak tempat terpisah.
Selain itu, sebagian warga selalu dalam kondisi "mobile" yaitu ketika mendengar isu air laut naik kembali lagi ke pengungsian.
Akibatnya, Pemda Buol kesulitan melakukan pendataan untuk menetapkan angka secara pasti.
Para pengungsi ini umumnya mereka yang bangunan rumahnya mengalami kerusakan akibat gempa serta penduduk yang bermukim di kawasan pesisir pantai.
Mereka ini menempati tenda-tenda darurat yang dibangun sendiri di berbagai tempat ketinggian, atau menempati bak mobil truk yang diberi atap terpal plastik, serta fasilitas publik milik pemerintah daerah.
Tapi, lokasi paling banyak ditempati pengungsi terlihat di Gunung Kali, pinggiran kota Leok (ibukota Kabupaten Buol). Di lokasi pembangunan kantor pemerintah ini jumlah pengungsi di perkirakan masih mencapai seribuan orang.
Umumnya pengungsi ini membiayai kebutuhannya dengan menggunakan uang sendiri yang masih tersisa, sebab bantuan tanggap darurat dari pemda sangat terbatas dan belum tersalur secara merata.
"Mujur kami masih memiliki uang sedikit untuk bertahan hidup di pengungsian," aku Ny. Sumarni, warga Kecamatan Lipunoto saat ditemui di tempat pengungsian Gunung Kali.
Perempuan paruh baya ini tak lagi memiliki tempat tinggal, karena rumah tinggalnya mengalami kerusakan berat akibat dihajar gempa.
Di Palu sehari sebelumnya, Gubernur Sulteng meminta Pemda Buol segera melaporkan jumlah pengungsi akibat gempa berkekuatan 7,7 pada Skala Richter yang menguncang wilayah mereka pada Senin dini hari, selain data mengenai jumlah rumah penduduk dan fasilitas umum yang mengalami kerusakan.
"Data-data pengungsi ini serta lainnya itu sangat diperlukan agar penyaluran bantuan tanggap darurat yang dilakukan pemerintah tepat sasaran," kata Gubernur Paliudju kepada sejumlah wartawan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008