Pasuruan (ANTARA News) - Banjir bandang akibat meluapnya Sungai Welang menggenangi belasan rumah dan sebagian besar jalan Kelurahan Karang Ketug, Kecamatan Gading Rejo, Kota Pasuruan, sejak Jum'at (21/11) pukul 20.00 WIB. Hingga Sabtu pukul 02.00 WIB, tinggi air masih setinggi lutut orang dewasa. Bahkan ada sekitar 15 rumah di wilayah Rukun Warga (RW) 01, dimasuki air degan ketinggian sekitar 0,5 meter. Selama enam jam, kondisi air benar-benar merepotkan warga di enam wilayah Rukun Tetangga (RT) di Dusun Karang Asem itu karena air terus meninggi dan masuk menggenangi lantai rumah dan jalan-jalan kampung. Ratusan rumah yang berada di enam rukun tetangga di Lingkungan Karang Asem, Kelurahan Karang Ketug, terancam banjir, yaitu wilayah RT 01 sampai RT 06 menjadi daerah aliran sungai (DAS) Welang. Dari pantauan di lapangan, air luapan Sungai Welang yang paling besar terjadi Jum'at (21/11) sekitar pukul 23.30 WIB. Sungai Welang selebar 15 meter ini mengalir dari arah hulu di Malang. Kemudian masuk wilayah Purwosari Pasuruan dan mengalir ke arah Utara (hilir). Sedangkan Desa Karang Ketug sendiri berada dalam jarak 30 km dari Purwosari. Dari keterangan yang dihimpun lokasi kejadian, peristiwa hingga tengah malam ini, merupakan banjir pertama di Pasuruan pada awal musim penghujan tahun ini. Air Sungai Welang yang melintas di perbatasan Kecamatan Gading Rejo dan Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, meluap karena terdapat dua lokasi yang jebol tanggulnya. Tanggul jebol bisa ditemukan Dusun Karang Asem bagian Utara (wilayah RT 01 dan RT 02), serta Karang Asem bagian Selatan wilayah RT 06. Kerusakan tanggul bisa terlihat dari fenomena melubernya air dari sungai ke arah kampung di masing-masing wilayah tersebut. Dua tanggul jebol masing-masing selebar 50 meter. "Banjir ini rutin terjadi tiap tahun," kata Munir (48 tahun), warga RT 02 RW 01 Lingkungan Karang Asem. Hingga Sabtu dini hari, sejumlah warga yang pemukimannya tergenang air masih terlihat sibuk mengamankan perabotan rumah. Mereka memindahkan ke tempat yang lebih aman dan tinggi. Seperti halnya yang menimpa rumah Munir (48 tahun), warga RT 02/RW 01 Lingkungan Karang Asem, Kelurahan Karang Ketug, Kecamatan Gading Rejo. Rumah Munir sudah terendam air sejak Jum'at (21/11) pukul 20.00 WIB. Begitu banjir bandang datang, air masuk ke dalam rumahnya. Mulai air masuk setinggi 20 cm. Bersama istrinya, Gima, ia terpaksa mengamankan barang-barang perabotan rumah dan barang berharga lainnya ke tempat yang lebih tinggi. Dalam kesempatan itu, Munir mengaku sudah terbiasa dengan banjir yang setiap tahunnya menggenangi rumahnya. "Tahun kemarin saja air banjir sampai dua meter. Ya kami terbiasa dengan ini, mas," kata Munir. Lurah Karang Ketug, M Rodhi, saat ditemui di lokasi banjir, mengatakan, kejadian semacam ini rutin terjadi setiap tahun. Ia membenarkan kalau banjir terjadi akibat kiriman Sungai Welang. Sementara tanggul-tanggul sungai di wilayah desa yang dipimpinnya sudah tidak mampu lagi menampung air kiriman dari sungai-sungai di daerah yang lebih tinggi. "Apalagi bersamaan dengan air laut pasang, banjir semakin besar saja seperti tahun kemarin itu," tambah Rodhi. Sebenarnya banjir tersebut dapat dikurangi dengan melakukan  pengerukan dan perbaikan plengsengan sungai. Tapi, menurut Rodhi, hingga kini hal tersebut belum dilakukan meski ia sudah mengajukan langsung pembangunan plengsengan dan pengerukan sungai tersebut ke Pemprov Jatim. "Sudah kami ajukan pasca banjir tahun kemarin, ketika itu langsung ditinjau oleh aparat dinas terkait. Namun hingga sekarang masih belum terealisasi," kata Rodhi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008