"Peluang itu ada. Tapi saya tidak mau mencapreskan diri. Kita lihat dulu," katanya di Batam, Minggu.
Ia mengatakan, selain Partai Republikan belum ada partai lainnya yang secara langsung meminta dia sebagai calon presiden.
"Partai yang lain belum tahu, belum tentu," katanya.
Sultan Yogyakarta membantah Calon Presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Puteri meminta dia mendampingi sebagai Cawapres.
"Belum ada dialog dengan PDIP, belum ada negosiasi apa pun, jadi saya belum tahu," katanya menegaskan.
Lebih dari itu ia mengatakan jika Megawati menjadi Capres, belum tentu terpilih, sehingga peluang menjadi Wapres juga kecil.
Selain itu, Sri Sultan mengatakan juga masih menunggu ketentuan Partai Golkar.
Menurut dia, mekanisme pencalonan calon presiden Partai Golkar belum jelas.
"Masih menunggu hasil legislatif. Kita lihat saja," katanya.
Di sisi lain, jika terpilih menjadi Presiden, maka ia ingin mengamandemen Undang-undang dasar, terutama pasal yang menyatakan Indonesia terdiri dari pulau-pulau.
Seharusnya, kata dia, Indonesia terdiri dari pulau dan laut.
Menurut dia, dengan menyertakan laut dalam pasal tersebut, maka pengakuan akan negara maritim lebih nyata.
Selain pasal tersebut, ia mengatakan akan mempertegas slogan Bhineka Tunggal Ika menjadi strategi integritas bangsa.
Selama ini, kata dia, Bhineka Tunggal Ika hanya menjadi slogan, sehingga tidak nyata. Namun jika kata yang berasal dari bahasa sangsekerta itu dijadikan strategi integritas bangsa, maka akan lebih konkret. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008