Jakarta (ANTARA News) - Malaysia sebagai negara pengekspor berbagai produk merasakan dampak krisis finansial global yang terjadi saat ini dan jika terus berkepanjangan para pekerja, termasuk dari Indonesia, akan ikut menderita, kata seorang diplomat senior. "Krisis saat ini membawa dampak terhadap Malaysia sebagai negara pengekspor dan industri manufakturnya juga terpengaruh," kata Dutabesar Malaysia untuk Indonesia Dato Zainal Abidin bin Mahamad Zain dalam acara yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Konfederasi Wartawan Asean (CAJ) PWI Pusat di Jakarta, Kamis. Menurut dia, ekspor Malaysia ke berbagai negara diperkirakan menurun akibat krisis itu. "Penurunan ekspor akan berpengaruh kepada kinerja perusahaan dan juga para tenaga kerja," kata Zainal. Namun, tambahnya, dampaknya bergantung pada situasi beberapa bulan ke depan. "Situasi pada pertengahan tahun 2009 mungkin akan lebih baik karena Pemerintah Amerika telah mengambil kebijakan-kebijakan termasuk memberikan talangan kepada perusahaan-perusahaan," ujarnya. Untuk menghadapi krisis, kata Dubes Zainal, Pemerintah Malaysia telah mengeluarkan paket stimulus tahap pertama senilai 2 miliar dolar AS guna mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi. Ia mengatakan dirinya tak sependapat dengan spekulasi bahwa puluhan ribu tenaga kerja khususnya dari Indonesia akan kehilangan pekerjaan akibat krisis. "Kini memang masih krisis tapi keadaan mungkin berubah pada pertengahan 2009," ujanya. Ribuan orang Indonesia bekerja secara resmi di berbagai sektor formal dan informal di Malaysia. Jumlah mereka jauh lebih banyak daripada yang bekerja secara ilegal. Ratusan orang Indonesia yang memiliki ketrampilan bekerja antara lain sebagai pilot maskapai penerbangan Malaysia MAS dan Air Asia, tenaga ahli di Menara Petronas dan Cyber Jaya dan pekerja di berbagai pabrik. Puluhan ribu orang lagi bekerja di sektor informal seperti di perkebunan, kontroksi dan rumah tangga. Pada bagian lain Dubes Zainal mengatakan bahwa Malaysia memberi perhatian besar kepada Indonesia sebagai negara tetangganya yang memiliki posisi strategis dan penting. "Kami menghormati Indonesia di kawasan ini dan tidak melihat negara tetangganya ini terpuruk," katanya. Menurut dia, kedua pemimpin negara melihat peluang-peluang yang dapat dilakukan bersama di banyak bidang seperti politik, perdagangan, pendidikan, kebudayaan dan keamanan dan mereka akan terus memperluas dan memperdalam kerjasama erat antara kedua negara dan rakyatnya. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi sejauh ini telah mengunjungi Indonesia sembilan kali sejak ia berkuasa pada 2004. PM Badawi akan ke Jakarta lagi pekan depan untuk menghadiri pertemuan ke-37 Komite Tapal Batas Umum Malaysia-Indonesia. Sebaliknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengadakan lawatan resmi ke Malaysia lima kali. Angka kunjungan wisatawan dari kedua negara juga meningkat selama beberapa tahun terakhir. Sebanyak 1,8 juta turis Indonesia mengunjungi Malaysia pada 2007 dan sebanyak 1,7 juta dalam sembilan bulan pertama tahun ini.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008