Roti putih yang seluruh kandungan bahan tambahan pangan dan bahan utamanya diyakini kehalalannya itu adalah roti putih merek "Coles Smart Buy" (White Bread). Demikian hasil survei mahasiswa program doktor bidang sains pangan Universitas Queensland (UQ), Hoerudin (Dede).
Hasil surveinya terhadap kehalalan kandungan bahan sepuluh merek produk roti putih di kota Brisbane itu disampaikan Dede pada forum pengajian Jumat malam Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane (IISB).
Ia mengatakan, titik kritis kehalalan roti putih terletak pada bahan-bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatannya. "Selama ini dalam ilmu dan teknologi pangan, yang lebih ditekankan adalah aspek `toyyib`, yakni bergizi, enak, mudah, dan nyaman," katanya.
Dalam konsep Islam, "toyyib" (sehat, bergizi, baik-red) saja tidak cukup karena kehalalan juga sangat ditekankan. "Konsep Islam lebih dahsyat daripada sains pangan yang cenderung hanya menekankan aspek `toyyib`," katanya.
Menurut Dede, setidaknya ada delapan jenis bahan yang selalu dipakai dalam pembuatan roti putih produksi Australia yang dipasarkan di Brisbane. Ke-delapan bahan itu adalah tepung gandum, air, vitamin, garam-garaman, ragi roti, asam cuka, minyak nabati, dan "emulsifier" (lemak yang bisa berasal dari sumber nabati atau hewani).
Dari delapan bahan ini, titik kritis kehalalan adalah "emulsifier". Setidaknya ada tiga jenis "emulsifier" yang disimbolkan dengan angka 471, 472, dan 481. Dari 10 merek roti putih yang diamatinya, hanya produk merek "Coles Smart Buy" yang seluruh kandungan bahannya, termasuk "emulsifier", berasal dari bahan-bahan yang halal, katanya.
Dalam daftar kandungan (ingredients) produk roti putih merek "Coles Smart Buy" itu, kandungan "emulsifier" (481 dan 471)-nya berasal dari bahan nabati yang halal, katanya.
Pengamatan Dede terhadap berbagai merek produk roti putih produksi setempat dan kaitannya dengan kehalalan bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatannya itu dirasa penting bagi banyak anggota IISB karena roti yang menjadi salah satu makanan pokok masyarakat Australia juga ikut memengaruhi kebiasaan makan warga non-Australia, termasuk banyak warga Indonesia, di Brisbane. (*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008
udalah drpd bingung, kalo emang terlanjur beli roti yg tidak yakin akan ke HALAL-annya, kasihkan aja ke aku, aku mau kok, selagi belum busuk dan diberi racun... alasannya cuma satu... daripada MUBAZIR.
Itu mah gak perlu penelitian, sebagian besar anak2 yang di Ozy dah tahu kok kalo Coles whitebread pake emulsifier nabati, yang laen juga pernah ada...
Kalo tujuannya pemberitahuan is OK, tapi kalo cari sensasi kamu dah berhasil bung.
Makanan Halal saja kok repot, terserah sama orangnya saja yang mau makan, mau makan yang halal saja ok, remeng2 juga ok.
Memang banyak isu kalo tinggal di oz banyak polemik tentang makanan dan daging halal yang sama2 susah dibuktikan.
PEACE
Have fun :)
ntar orang Aussie ke Indonesia penelitiannya mau buktiin korup atau tidak korup tiap orang
gawat cara pikir lo....