Kantor berita resmi IRNA Kamis melaporkan, bahwa semua polisi yang ditahan gerilyawan telah dibunuh setelah diculik sekitar enam bulan lalu dari kantor mereka di kota Saravan di provinsi Sistan-Baluchestan yang berbatasan dengan Pakistan.
Iran yang didominasi Syiah mengatakan bahwa kelompok pemberontak Jundollah (Tentara Tuhan), yang menuntut pembebasan 200 anggotanya, mempunyai kaitan dengan kelompok Alqaeda.
"Kami akan membalas dan 'mematahkan gigi' pasukan pemberontak di daerah-daerah perbatasan," kata Jaksa Agung Iran, Qorban-Ali Dori-Najafabadi, seperti yang dikutip radio pemerintahan, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai tindakan apa yang akan dilakukan Republik Islam tersebut.
Jundollah, yang dilaporkan telah memindahkan para sandera tersebut ke Pakistan sebelumnya mengatakan telah membunuh empat di antara sandara mereka.
Para pemberontak sebagian besar melakukan operasinya di Sistan-Baluchestan, tempat asal etnis Sunni Baluchistan yang sebagian besar menghuni Iran, yang dikenal pernah bertempur dengan pasukan keamanan dan sebagai penyelundup obat-obat terlarang.
Pada Agustus 2007, Iran menuduh Jundollah menculik 30 orang di provinsi itu. Para sandera, yang kemudian dibawa ke Pakistan, dibebaskan kemudian oleh pasukan Pakistan.
Kelompok ini pada awal 2007 juga mengaku bertanggungjawab terhadap satu sserangan terhadap bus yang membawa Pasukan Pengawal Revolusi Iran, yang menewaskan 11 orang.
Iran mengatakan, kepala kelompok tersebut, Abdolmalek Rigi, adalah juga pemimpin jaringan Alqaeda di Iran.
Dalam wawancara pada Agustus lalu, Rigi mengatakan kepada televisi Al Arabiya bahwa dia berpikir tentang perlunya memperluas operasi-operasinya untuk mempertahankan hak-hak Muslim Sunni di negara Islam tersebut.
Tapi Iran membantah tuduhan-tuduhan Barat bahwa pihaknya berlaku diskriminatif terhadap kaum minoritas.
Iran di waktu lalu menuduh Amerika Serikat dan Inggris berusaha menciptakan ketidakstabilan dengan memberi dukungan kepada pemberontak etnis minoritas di daerah-daerah perbatasan yang sensitif.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008