Dengan mengubah pembayaran, digitalisasi berpotensi memberikan nilai dan kenyamanan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah.
Palo Alto, Calif. (ANTARA) - Federal Reserve sedang mengkaji berbagai masalah seputar peraturan dan perlindungan untuk pembayaran dan mata uang digital, termasuk biaya dan manfaat potensial dari penerbitan mata uang digital sendiri, Gubernur Fed, Lael Brainard mengatakan pada Rabu (5/2/2020).

"Dengan mengubah pembayaran, digitalisasi berpotensi memberikan nilai dan kenyamanan yang lebih besar dengan biaya lebih rendah," kata Brainard dalam sambutan yang disiapkan untuk dibawakan di Stanford Graduate School of Business. Pidato itu tidak menyentuh suku bunga atau prospek ekonomi saat ini.

"Tapi ada risiko," kata Brainard, dalam pembalasan sebagian dari kekhawatirannya sendiri dan para bankir bank sentral global lainnya tentang kebangkitan sistem pembayaran dan mata uang digital swasta, termasuk proyek mata uang digital Libra Facebook.

"Beberapa pemain baru berada di luar pagar peraturan sistem keuangan, dan mata uang baru mereka dapat menimbulkan tantangan di berbagai bidang seperti keuangan tidak sah, privasi, stabilitas keuangan, dan transmisi kebijakan moneter."

Baca juga: Bank sentral Prancis: Mata uang digital tidak bisa diterbitkan swasta

Bank-bank sentral global sedang memperdebatkan bagaimana mengelola teknologi keuangan digital dan sistem buku besar terdistribusi yang digunakan oleh bitcoin, yang menjanjikan pembayaran hampir instan dengan potensi biaya rendah. The Fed sedang mengembangkan layanan pembayaran dan penyelesaian real-time setiap saat, dan saat ini sedang meninjau 200 surat komentar yang diajukan tentang proyek tersebut, katanya.

The Fed juga, katanya, "melakukan penelitian dan eksperimen terkait dengan teknologi buku besar yang didistribusikan dan potensi penggunaannya untuk mata uang digital, termasuk potensi untuk CBDC (mata uang digital bank sentral)."

Puluhan bank sentral global juga melakukan pekerjaan seperti itu, sebuah studi internasional baru-baru ini menunjukkan, dengan China bergerak maju pada rencana untuk mengeluarkan koin digital.

Di AS, Brainard mengatakan, masalah yang perlu dipelajari termasuk apakah mata uang digital akan membuat sistem pembayaran lebih aman atau lebih sederhana, dan apakah itu dapat menimbulkan risiko stabilitas keuangan, termasuk kemungkinan bank runs -- kondisi dimana bank tidak memiliki uang yang tersedia untuk memenuhi permintaan uang oleh nasabahnya -- jika uang dihidupkan “dengan satu gesekan” ke dalam mata uang digital bank sentral.

Baca juga: Menyimpan uang di dompet digital, amankah?

Masalah lain yang perlu dipertimbangkan termasuk privasi dan perlindungan dari penipuan, dan bahkan apakah koin akan dianggap sebagai alat pembayaran yang sah.

“Di Amerika Serikat tidak kurang dari ekonomi utama lainnya, sektor publik perlu terlibat secara aktif dengan sektor swasta dan komunitas peneliti untuk mempertimbangkan apakah pagar pengaman baru perlu dibentuk, apakah perimeter peraturan yang ada perlu digambar ulang, dan apakah suatu CBDC akan memberikan manfaat penting pada jaringan,” katanya.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020