"Untuk kendaraan yang dirakit di dalam negeri (CKD), seperti Innova, kenaikan harganya berkisar 5-8 persen. Sedangkan kendaraan yang diimpor utuh (CBU) kenaikan harganya sekitar 10-13 persen," ujar Direktur Pemasaran Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) PT Toyota Astra Motor (TAM), Joko Trisanyoto, di Jakarta, Selasa.
Ia mencontohkan harga Toyota Avanza yang dirakit di Indonesia dengan harga terendah sekitar Rp116 juta per unit, misalnya, harganya naik sekitar enam juta rupiah. Sedangkan harga mobil yang diimpor utuh (CBU) terutama dari jenis sedan (Camry, Crown, Altis, Vios/Limo), serta Yaris, dan Hi-lux, harganya naik sekitar 10-13 persen.
Ia mengatakan kenaikan harga mobil tahun depan tidak bisa ditahan lagi, karena melemahnya nilai tukar rupiah yang kini mencapai kisaran Rp11 ribu per dolar AS. Sedangkan harga jual mobil Toyota, kata dia, masih memakai patokan nilai tukar rupiah sekitar Rp9.200 per dolar AS.
"Kalau dilihat dari kenaikan nilai tukar rupiah dari Rp9.000-an menjadi sekitar Rp11.000-an per dolar AS saja sudah mencapai sekitar 20 persen. Oleh karena itu, kenaikan kendaraan yang diimpor utuh (CBU) bisa lebih tinggi mencapai 20 persen," katanya.
Kenaikan harga mobil tidak bisa dihindari karena masih ada komponen mobil yang masih diimpor baik dari sesama negara ASEAN maupun dari Jepang yang nilai tukar mata uangnya Yen sedang menguat.
Impor komponen dari Jepang diperkirakan masih dibawah 10 persen.
Joko mengakui saat ini harga sejumlah komoditas bahan baku seperti baja sudah menurun. Namun, tekanan terhadap rupiah dan kenaikan harga mobil Toyota di dalam negeri yang belum sesuai dengan kenaikan harga baja tahun lalu, mendorong TAM berani menaikkan harga.
"Dengan kenaikan harga itu setidaknya kami mendapat marginal profit yang bisa menutupi variable biaya (produksi). Kalau marginal profit saja sampai nol, makin tinggi produksi akan semakin rugi. Memang dampaknya volume (penjualan) menurun," ujar Joko.
Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan pada bulan-bulan di tahun 2009 TAM akan kembali menaikkan harga. Menurut dia, kenaikan harga mobil Toyota paling rendah dibandingkan merek lain karena Toyota Motor Corp (TMC) sepakat tidak menaikkan harga terlalu tinggi di pasar Indonesia.
Krisis keuangan global yang menyebabkan penjualan TMC di pasar AS turun, membuat prinsipal itu juga menaikkan harga di pasar Indonesia.
"Tahun 2009 kami masih menargetkan penguasaan pasar mobil di Indonesia sekitar 34 persen di tengah penjualan mobil nasional yang diproyeksikan turun sekitar 30 persen," ujarnya.
Pada Januari-November 2008 penjualan mobil nasional mencapai sekitar 568.150 unit dan TAM mampu menjual 194.232 unit. Sampai akhir tahun penjualan mobil nasional diperkirakan menembus angka 600 ribu unit, dan TAM diperkirakan meraih penjualan sekitar 206 ribu sampai 208 ribu unit.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008