Kami masih menyelidiki penyebab melonjaknya harga komoditas seperti bawang putih dan cabai rawit di pasaran,
Cianjur (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Cianjur, Jawa Barat, mengimbau warga maupun pedagang untuk segera melapor jika menemukan penimbunan bawang putih yang dilakukan oknum guna meraup keuntungan lebih.

"Kami masih menyelidiki penyebab melonjaknya harga komoditas seperti bawang putih dan cabai rawit di pasaran, bahkan kami sudah menurunkan tim untuk memantau dan mengawasi di lapangan," kata Ketua Satgas Pangan Cianjur, AKP Nikki Ramdhany di Cianjur Rabu.

Tim tersebut, ungkap dia, memantau dan menyelidiki penyebab terus melonjaknya harga bawang putih dan cabai rawit serta melakukan antisipasi terjadinya penimbunan yang dilakukan oknum di tingkat pedagang, agen dan distributor.

Setiap hari tim Satgas Pangan turun ke sejumlah pasar yang ada di Cianjur seperti Pasar Induk Pasirhayam dan Pasar Muka-Ramaya, untuk memantau harga dan stok yang tersedia ditingkat pedagang.

Memasuki minggu keempat, pihaknya ungkap Niki yang juga Kasatreskrim Polres Cianjur, menemukan kenaikan harga bawang putih yang cukup tinggi dan terindikasi kenaikan harga tidak wajar.

"Kami akan dalami dan selidiki penyebab meroketnya harga bawang yang normalnya dijual Rp27.000 per kilogram menjadi Rp70.000 per kilogram. Ini akan terus kita kejar apa penyebab meroketnya harga," katanya.

Jika ditemukan indikasi kecurangan yang dilakukan oknum dengan menimbun barang, pihaknya akan melakukan tindakan tegas dengan memberikan sanksi hukum agar tidak terjadi hal yang dapat menimbulkan keresahan.

Sementara hingga Rabu sore, harga bawang putih di pasar tradisional di Cianjur, masih dijual Rp70.000 per kilogram. Tingginya harga bawang putih impor tersebut dikeluhkan pedagang karena berdampak terhadap penjualan yang menurun tajam.

"Satu hari kami hanya bisa menjual 5 sampai 10 kilogram bawang putih. Sejak beberapa pekan terakhir penjualan menurun karena pembeli mengurangi jumlah pemakaian," kata Sulaeman pedagang sayur di Pasar Induk Pasirhayam.

 

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020