Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil mengatakan nama-nama calon dirut Pertamina yang lolos seleksi uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) segara diajukan ke Tim Penilai Akhir (TPA) pada pekan ini juga.

"Jumlah calon yang diseleksi (Sabtu, 31/1) lebih dari lima orang, namun yang lolos belum bisa diungkapkan karena harus disampaikan ke TPA untuk mendapat persetujuan," kata Sofyan Djalil, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin malam.

Meski begitu Sofyan tidak merinci berapa nama yang lolos seleksi, dan hanya menyebutkan bahwa calon yang ikut dalam interview tersebut berasal dari orang dalam perusahaan maupun dari luar Pertamina.

Menurutnya, penentuan siapa yang akan menduduki kursi orang nomor satu di Pertamina menggantikan Dirut Ari H Soemarno tinggal menunggu rapat TPA.

"Penyelesaian tergantung waktu anggota TPA lainnya, kalau ada rapat besok ya... besok. Kalau sudah ada persetujuan dari TPA, saya tinggal teken saja," kata Sofyan.

TPA diketuai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Ketua Wapres Jusuf Kalla, dengan anggota Menneg BUMN Sofyan Djalil, Menkeu/Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dan Komisaris Utama Pertamina Sutanto.

Teka-teki siapa yang akan memimpin Pertamina terus mengemuka.

Tiga nama calon kuat menggantikan Ari H Soemarno yaitu Kuntoro Mangkusubroto mantan Mentamben dan Ketua Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD.

Erry Riyana Hardjapamekas mantan Dirut PT Timah dan mantan Wakil Ketua Komisi KPK, dan Waluyo, Direktur SDM dan Kepatuhan Pertamina yang juga mantan Direktur Pencegahan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Namun belakangan nama-nama tersebut mengerucut dan nama yang muncul ke permukaan antara lain Gita Wirjawan, pemilik perusahaan manajer investasi Ancora Capital, dan juga mantan Presiden Direktur JP Morgan Indonesia.

Nama yang juga masuk bursa adalah Dirut Bank Mandiri Agus Martowardoyo, Karen Agustiawan Direktur Hulu Pertamina.

Namun ketika disebut satu nama yaitu Iin Arifin Takhyan yang saat ini menjabat Wadirut Pertamina sebagai pengganti Ari Sumarno, Sofyan Djalil mengatakan tidak mau berkomentar.

Lebih lanjut dijelaskan, dalam memimpin Pertamina tidak harus seorang yang mengerti minyak dan gas bumi (migas).

"Tidak harus yang mengerti migas, tetapi yang profesional karena Pertamina adalah perusahaan besar. Dirut Pertamina juga punya fungsi manajemen tidak harus berlatar belakang migas. Yang penting manajerialnya," kata Sofyan.

Terkait pelaksanaan rapat TPA, ia mengutarakan tidak harus menunggu Wakil Presiden Jusuf Kalla yang saat ini melakukan lawatan ke Jepang, Amerika Serikat.

"Tidak perlu tunggu Wapres, mungkin tidak ada masalah. Mudah-mudahan TPA punya waktu rapat minggu ini... ya minggu ini bisa jadi dilantik," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2009