Pontianak (ANTARA) - Sejumlah desa yang ada di Kecamatan Jelimpo, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat terencam banjir akibat hujan deras yang mengguyur di beberapa wilayah tersebut sejak Selasa (25/2).

Banjir akibat meningkatnya permukaan Sungai Adong di Desa Tubang Raeng dan Desa  Pawis Hilir Kecamatan Jelimpo bersamaan hujan  deras, kata Kepala BPBD Kabupaten Landak Herman Masnur di Ngabang, Jumat.

Bupati Landak dr. Karolin Margret Natasa sudah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak sejak Rabu(26/2) bersama aparatur kecamatan Jelimpo dan desa, guna melakukan pemantauan di beberapa titik banjir.

Banjir terjadi di Dusun Karangan Mas dan Dusun Adong 1 Desa Tubang Raeng serta Dusun Adong 2 Desa Pawis Hilir Kecamatan Jelimpo dan dalam bulan ini sudah dua kali terjadi banjir di daerah tersebut.
Baca juga: Pemprov Kalbar beri bantuan untuk korban banjir

Banjir ini menyebabkan terganggunya aktifitas masyarakat karena beberapa ruas jalan terendam air dengan arus yang cukup kuat, bahkan menyebabkan putusnya abudman jembatan di Dusun Karangan Mas Desa Tubang Raeng. Dalam pantauan lanjutan Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Landak, air telah surut dalam beberapa jam kemudian.

Tidak terdapat korban jiwa dan pengungsian pada kejadian ini namun jumlah korban terdampak di Dusun Karangan Mas sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) dengan 140 jiwa, Dusun Adong 1 sebanyak 20 KK dengan 80 jiwa, dan Dusun Adong 2 berjumlah 38 KK dengan 120 jiwa. Sedangkan kerugian material atas kejadian ini adalah 26 unit rumah terendam di Dusun Karangan Mas, 47 unit rumah di Dusun Adong 1, dan 20 unit rumah terendam di Dusun Adong 2, serta 1 unit jembatan beton.

Herman Masnur mengungkapkan pihaknya terus melakukan monitoring langsung di titik banjir, dirinya mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap bencana banjir.

"Saat ini kami telah melakukan monitoring di daerah terdampak dan di beberapa daerah yg rawan bencana. Kami menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan keadaan cuaca saat ini," kata Herman.
Baca juga: 268 KK mengungsi akibat banjir di Mandor

Berdasarkan hasil pemantauan yang telah dilakukan, Bupati Landak dr.Karolin Margret Natasa memerintahkan BPBD untuk mengkaji penetapan status siaga bencana dengan tinggi muka air rata-rata 40-100 cm.

"Beberapa waktu lalu memang terjadi curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Landak, sehingga Saya memerintahkan BPBD untuk menindaklanjuti dampak yang akan terjadi akibat hujan yang berpotensi mngakibatkan bencana banjir," ucap Bupati Landak.

Prakiraan cuaca dari BMKG menyatakan bahwa akan terjadi hujan dengan intensitas sedang di beberapa wilayah di Kabupaten Landak.
Baca juga: Transportasi Landak-Bengkayang lumpuh karena banjir

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020