Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan yang bergerak dibidang penyewaan peralatan berat (heavy equipment) dan pembuatan tabung gas, PT Indonesia Heavyequipment, telah mengalokasikan dana investasinya senilai Rp12 triliun untuk membantu menaikkan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kini sedang melemah. "Kita ini cukup sedih melihat hampir semua saham yang termasuk saham unggulan harganya berguguran, sehingga perusahaan pribumi seperti ini, ikut terpanggil untuk memulihkan kembali pasar saham ke arah yang normal," kata Komisaris Utama PT Indonesia Heavyequipment, Edy Joenardi di Jakarta, Kamis. Saham dibidang tambang, seperti, Bumi Resources, Antam, Timah dan Gas, punya peluang besar untuk naik karena terkait dengan jumlah produksi yang tidak sebanding dengan permintaan. Permintaan dan peluang pasar di dalam negeri dan ekspor cukup tinggi, sedang jumlah kapasitas produksi terbatas. Kebutuhan akan minyak mentah dan di dalam negeri ke depan cukup besar. Demikian juga peluang ekspor juga masih terbuka lebar, karena tidak mungkin pembangunan industri akan terhenti. Oleh karena itu, kata Edy, pihaknya pada tahun anggaran perusahaan 2009 telah mengalokasikan sedikitnya Rp6 triliun untuk investasi dibidang saham dan obligasi sedang sisanya akan diarahkan ke sektor riil. "Keterkaitan harga saham dan pertumbuhan di sektor riil cukup dekat. Karena itu pihaknya dalam melakukan investasi portofolio telah membagi dua sektor, yakni saham dan sektor riil," katanya. Edy Joenaidi yang didampingi Direktur I-Capital Internationl, Lucky Bayu Purnomo terheran, mengapa bursa efek Indonesia, selalu tergantung kepada investor asing dan pergerakan bursa di luar negeri. Harga saham di BEI, tidak selalu linier dengan kondisi perusahaan lantaran ada istilah "goreng- menggoreng" oleh investor asing dalam usaha mencari keuntungan cepat dan sesaat. "Jika para pengusaha pribumi ini menyadari dan punya rasa nasionalisme yang kuat, mestinya mereka tidak rela jika banyak saham milik Badan Usaha Milik Negara/BUMN dibeli oleh investor asing, termasuk saham bidang tambang," katanya, seraya menambahkan, bangsa Indonesia itu masih mengidap mental minder terhadap pihak asing. Edy yang mengaku sebagai kader Partai Golkar, ingin berbuat nyata, "Beri bukti bukan sekedar janji." Untuk membuktikan ungkapannya itu, PT Indonesia Heavyequipment selain mengalokasikan dananya dibidang saham dan obligasi saat pasar sedang turun, juga mengalokasikan sekitar 25 persen keuntungannya untuk keperluan CSR/corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial oleh perusahaan. Meskipun situasi ekonomi tahun 2008 kurang kondusif, pihaknya masih membukukan keuntungan sekitar Rp800 miliar lebih dan dari situ sekitar 25 persen telah dialokasikan ke CSR.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009