Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Alam, Dinas Pengairan, Pertambangan, dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Kabupaten Sleman, Singgih Sudibyo, Jumat mengatakan, longsor sepanjang 20 meter di jalan itu telah membuat jalan tidak bisa dilalui kendaraan.
Menurut dia, tidak ada korban jiwa atau kerusakan rumah warga dalam peristiwa tersebut karena lokasi berada jauh dari pemukiman, hanya akses jalan menuju Klaten Jawa Tengah tertutup selama 14 jam.
"Jalan baru terbuka pada Jumata siang sekitar pukul 13 WIB setelah penduduk setempat dibantu petugas dari Dinas P3BA Sleman bahu-mambahu menyingkirkan longsoran tanah yang menutup jalan," katanya.
Ia mengatakan, jalan desa tersebut merupakan jalan utama yang menghubungkan penduduk Desa Sumberharjo, Wukirharjo dan Gayamharjo.
"Sebenarnya peristiwa ini sudah kami predfiksikan karena wilayah kecamatan Prambanan merupakan daerah rawan longsor karena memiliki kemiringan lebih dari 45 derajat," katanya.
Singgih mengatakan, kondisi ini diperparah dengan kejadian gempa bumi besar pada 27 Mei 2006 lalu yang mengakibatkan banyak terjadi rekahan tanah yang rawan longsor.
"Gempa bumi berskala besar mengakibatkan wilayah-wilayah di Prambanan rawan longsor karena patahan-patahan yang terjadi, dan ini merapa di empat dari lima desa di kecamatan Prambanan," katanya.
Ia menambahkan, dengan kondisi ini maka jika hujan deras turun dalam tempo yang lama maka sangat besar kemungkinan mengakibatkan tanah longsor.
"Ini peristiwa terbesar dalam dua tahun terakhir, masih ada kemungkinan tanah longsor terjadi lagi untuk itu bagi warga terutama yang tinggal di bawah tebing harus meningkatkan kewaspadaan," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009