Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara BUMN mencatat belanja modal (capex) BUMN pada 2009 mencapai Rp146,93 triliun, melonjak 21,74 persen dari Rp120,69 triliun tahun 2008.

"Peningkatan belanja modal merupakan bagian dari upaya perusahaan menghadapi dampak krisis global dan mengantisipasi lambannya pertumbuhan sektor riil tahun 2009," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR-DPR RI, Senin.

Sektor listrik dan gas mencatat capex terbesar yaitu Rp60,2 triliun, disusul sektor pengangkutan dan telekomunikais Rp40,86 triliun, pertambangan dan penggalian Rp24,419 triliun.

Sektor konstruksi perdagangan dan hotel Rp7,12 triliun, industri pengolahan Rp6,72 triliun, perkebunan, pertanian dan kehutanan Rp5,49 triliun, dan sektor keuangan dan jasa perusahaan Rp2,12 triliun.

Pada saat bersamaan ke tujuh sektor BUMN tersebut diperkirakan mampu menyerap tenaga kerja hingga 318.401 orang.

Sektor penyerap tenaga kerja terbesar adalah pengangkutan dan telekomunikasi yang diproyeksikan mencapai 129.210 orang, disusul listrik dan gas 70.115 orang, konstruksi, perdagangan dan hotel 50.508 orang.

Selanjutnya perkebunan pertanian dan kehutanan 32.178 orang, pertambangan dan penggalian 20.738 orang, industri pengolahan 11.713 orang, keuangan dan jasa keuangan 3.941 orang.

Menurut Menteri Sofyan Dajlil, kebijakan penggunaan belanja modal BUMN itu akan dititikberatkan untuk proyek-proyek di sektor usaha strategis serta peningkatan ke sektor riil.

"Optimalisasi penggunaan dana capex, BUMN didorong melakukan efisiensi antara lain dengan penerapan e-procurement, dan kontrol internal yang lebih ketat," tegas Sofyan.

Kementerian BUMN, lanjutnya, juga didorong melakukan sinergi antar perusahaan guna menciptakan lapangan pekrrjaan mengatasi pengangguran, menciptakan efisiensi biaya produksi listrik melalui penghematan BBM. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009