Jakarta (ANTARA News) - Meski tidak mempunyai musim dingin dan dan tidak pernah mengalami cuaca bersalju, tiga atlet putra Indonesia ternyata mampu berprestasi dengan meraih dua medali emas, dua perak dan satu ribbon (pita) pada Olimpiade Spesial Musim Dingin (Special Olympics World Winter Games pada 7-13 Februari lalu di Idaho, AS. Tiga atlet yang terdiri atas Abdul Hadi, Chahyo Estiadi Budi Syahputro dan Johanes Nugroho Kurniawan tersebut tiba kembali di Jakarta, Selasa. Mereka disambut secara sederhana namun hangat oleh Deputi Menegpora Bidang Pemberdayaan Olahraga Junusul Hairy, Ketua Umum Spesial Olympic Indonesia (SOIna) Pudji Hastuti, serta Soerjadi Soedirja, pelindung SOIna yang juga mantan gubernur DKI Jakarta. Abdul Hadi (24) berhasil menyumbangkan medali emas di cabang lari 400 meter nomor snowshoeing (sepatu salju) , sementara Chahyo tampil sebagai juara di nomor 100m. Chahyo juga meraih perunggu di nomor 200m. Satu lagi medali perunggu diraih Johanes Nugroho Kurniawan di nomor 25m snowshoeing. Selain medali emas, perak dan perunggu untuk juara pertama, kedua dan ketiga, panitia juga memberikan penghargaan berupa ribbon (pita) bagi mereka yang berada di urutan keempat sampai ketujuh. Pesta olahraga yang khusus untuk penyandang cacat tuna grahita itu diikuti sekitar 2.500 atlet yang berasal dari 100 negara lebih. Terdapat tujuh cabang olahraga musim dingin yang dipertandingkan dan masih asing untuk masyarakat Indonesia, yaitu alpine skiing, cross-country skiing, figure skating, floor hockey, snowboarding dan speed skating. Menurut pelatih Suwanda Rokim, para atlet tersebut melakukan latihan secara khusus di kawasan gunung Gede, Jawa Barat dan lari dengan menggunakan lintasan berpasir. Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Menegpora Junusul Hairy menegaskan bahwa atlet tuna grahita sudah sering meraih prestasi membanggakan di Spesial Olympics, tapi untuk musim panas. "Ternyata di Spesial Olympic pada musim dingin, atlet Indonesia juga bisa berprestasi. Pemerintah bertekad untuk mendukung keikutsertaan atlet Indonesia di Spesial Olympic pada tahun-tahun mendatang, serta pada multi event internasional lainnya," kata Junusul. Pada awalnya, Pengurus Pusa SOIna berencana mengirim enam atlet, tapi kemudian memutuskan untuk hanya mengirim tiga atlet akibat keterbasan dana.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009