Jakarta (ANTARA News) - Bakal capres Bugiakso menyatakan siap bersaing dengan capres "incumbent" Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan capres Megawati Soekarnoputri pada pemilihan presiden (pilpres) 2009.

Bugiakso yang juga cucu pahlawan nasional Jenderal Soedirman itu mengemukakan hal tersebut dalam acara dialog kenegaraan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang bertajuk "Fenomena Munculnya Capres Baru dan Perubahan Politik" yang di gelar di gedung DPD Senayan, Jakarta, Rabu.

"Saya bertekad akan bersaing dengan capres SBY dan Megawati pada pilpres termasuk dengam capers Wiranto dan Prabowo," kata Bugiakso yang juga ketua umum Jenderal Soedirman Center (JSC).

Bugiakso menambahkan, saat ini dirinya sudah mendapat dukungan oleh tujuh partai politk (parpol) yakni Partai Indonesia Sejahtera (PIS), Partai Buruh, Partai Kedaulatan, Partai Merdeka, Partai Nahdatul Ummat Indonesia (PNUI), Partai Sarikat Indonesia, Partai Pelopor.

"Bangsa Indonesia saat ini perlu perubahan, rakyat butuh pemimpin baru dan partai baru yang bisa menampung seluruh aspirasi rakyat," katanya.

Bugiakso mengaku bahwa ia juga mendapat dukungan dari para mantan aktifisi 90an, kaum nelayan, buruh serta akan menggalang suara golput pada pilpres tahun 2004 lalu.

Sementara itu, pengamat politik Alfan Alfian berpendapat, tokoh-tokoh politik dengan garis keturunan pahlawan nasional harus pula mempunyai modal kualitas dan integritas personal yang memadai ketika mereka ingin mencalonkan diri di pilpres mendatang.

"Politik dinasti itu dimana-mana ada dan memang nama besar orang tua bisa menjadi modal politik tersendiri," katanya saat menjadi pembicara dalam acara Dialog Kenegaraan di Gedung DPD Jakarta.

Menurut Alfan yang juga Direktur Akbar Tandjung Institute itu, nama besar orang tua yang disandang tokoh-tokoh itu bisa dijadikan tahap awal mendongkrak popularitas mereka.

Namun demikian, Alfan berpendapat, modal nama besar orang tua atau politik dinasti itu masih belum cukup sebagai modal tampil ke pentas politik nasional dan masih harus diimbangi dengan kualitas serta integritas personal masing-masing.

Sementara itu, Bugiakso mengatakan, dirinya hanya menjadikan nama besar Jenderal Soedirman sebagai sumber spirit yang digunakan dalam melanjutkan cita-cita perjuangan membangun bangsa.

"Dulu Jenderal Soedirman berjuang agar rakyat tidak sengsara dan saya sekarang berkomitmen untuk melanjutkan cita-cita itu walaupun tantangannya sudah jauh berbeda," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009