Jakarta (ANTARA News) - Pornografi anak merupakan industri multi-miliar dollar AS yang semakin dipermudah oleh pesatnya jumlah anak yang mengakses internet.
"Modus industri ini dengan membuat jebakan pada social networking di internet, melalui chatting, blog peering, forum, milis interaktif dan lain-lain," kata Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) Muhammad Salahuddien pada Seminar Berinternet Sehat yang dihadiri sekitar 150 guru di Jakarta, Kamis.
Menurut Interpol, ujarnya, Indonesia merupakan sasaran kejahatan anak terbesar di Asia Pasifik, di sisi lain 500 video porno diproduksi di Indonesia setiap tahun.
Karena itu orangtua dan guru seharusnya lebih waspada dan mampu memantau perilaku anak dalam berinternet atau dengan mencegah kemungkinan anak mengakses kejahatan dunia maya dengan menggunakan sejumlah pengaman.
"Modus kejahatan internet dengan mengajak casting anak-anak, lalu menjebak dan memperdagangkan foto-foto mereka kepada kaum pedofilia di internet. Modus ini makin dipermudah oleh adanya webcam," katanya sambil menambahkan fenomena bugil di depan komputer 18,21 persen karena lemahnya pengawasan dan pendampingan.
Kejahatan di internet, urainya, bukan hanya pornografi anak, tetapi juga ajakan-ajakan ke arah kebencian, kekerasan, teror hingga ajakan judi dalam games online yang disukai anak.
Saat ini di Indonesia terdaftar enam juta pelanggan internet atau dengan kata lain 30 juta pengguna, di mana 40 persen diakses dari kantor, kampus dan sekolah, dan 40 persen diakses dari terminal publik seperti hotspot dan warnet.
Sementara itu tiga juta orang mendapatkan akses dari mobile broadband dari 125 juta pengguna handphone, tambahnya.
Pada 2012, lanjut dia, diperkirakan akan ada 40 juta pelanggan internet yang berstatus pelajar.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009