Xinhua melaporkan kecelakaan itu terjadi pukul 02:17 waktu setempat di Tambang Batu bara Tunlan dari Shanxi Coking Coal Group di Kota Gujiao, sekitar 50km dari Taiyuan, ibukota provinsi itu, ketika 436 pekerja tambang sedang bekerja di bawah permukaan tanah.
Sejumlah 371 pekerja selamat dan dibawa ke satu tempat atau ke rumah sakit, kata markas besar tim penyelamat.
Sejauh ini lebih dari 80 anggota tim penyelamat sedang melakukan pencarian di bawah tanah , dan akan didatangkan lagi para petugas penyelamat dan mereka itu sedang dalam perjalanan, kata markas besar tim pertolongan itu.
Seorang pekerja tambang berusia sekitar 20 tahunan yang menolak namanya disebutkan sedang duduk di samping pintu keluar pintu terowongan ,memandang para penyelamat yang sibuk.
Dalam tim dia , sembilan pekerja terperangkap , tiga dari mereka kemudian dikeluarkan dan di bawa ke rumah sakit.
"Sebagian besar dari mereka seusia saya, belum menikah," katanya.
Seorang anggota tim penyelamat mengemukakan kepada Xinhua bahwa sejumlah keluarga para pekerja yang terperangkap mengatakan mereka mendapat pesan telepon dari orang yang mereka cintai yang berada dibawah tambang itu, yang berarti mereka masih hidup.
Sebagian besar dari para pekerja itu keracunan karbon monoksida , kata para dokter di Rumah sakit Batu bara dan Listrik Xishan , salah satu rumah sakit terdekat dengan tambang itu.
Zhang Baoshun, ketua komite Partai komunis provinsi itu, yang memimpin pekerjaan penyelamatan di lokasi musibah itu, mendesak pengunaan metode-metode ilmiah dalam pertolongan untuk mencegah bencana-bencanaa kedua kalinya.
Lebih dari 40 ambulan telah dikirim ke lokasi kejadian itu.
Semua dari 68 personil medis di rumah-rumah sakit di Taiyuan siap menerima para pekerja tambang yang cedera.
Perusahaan tambang Shanxi Coking Group adalah salah satu dari produser tambang batu bara terbesar China. Tambang Batu Bara Tunlan memiliki kapasitas produksi tahunan lima juta ton.
Tambang itu memiliki satu reputasi atas operasi keselamatan kerja , karena tidak ada kecelakaan terhajadi di sana di masa lalu.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009