Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan bahwa pihaknya tengah mempercepat pemberantasan korupsi yang menjadi fokus dan komitmen dalam masa jabatannya. "Tidak sekadar korupsi, tetapi juga bentuk-bentuk tindakan koruptif lainnya yang merugikan negara," kata Maftuh ketika memberikan sambuan pada rapat kerja (Raker) Depag di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, langkah tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan tata kelola pemerintahan yang bersih, efisien, efektif dan akuntabel. "Saya perlu tegaskan dalam forum ini, bahwa Departemen Agama, tidak akan mentolerir dan melindungi siapa pun yang terbukti secara hukum melakukan tindakan korupsi," katanya. Untuk mendukung langkah itu, pihaknya telah mengembangkan berbagai cara dan pendekatan, antara lain melalui reformasi birokrasi, yang meliputi penataan kelembagaan, peningkatan disiplin dan profesionalisme aparatur. Selain itu, penerapan "reward and punishment", penguatan kontrol pimpinan, sampai kepada optimalisasi laporan dan pertanggungjawaban. "Khusus dalam laporan keuangan Departemen Agama, kita berupaya mencapai predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)," ia mengatakan. Ia menambahkan, dalam hal ini, Departemen Agama sangat terbuka dan bersedia bekerja sama dengan lembaga pengawasan manapun untuk mengevaluasi kinerja. Langkah ini, kata dia, sangat penting untuk membangun citra positif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. "Saya optimis, dengan memperhatikan perkembangan dalam beberapa tahun terakhir, dan memperhatikan hasil audit kinerja dari tahun ke tahun, Departemen Agama akan dapat mengembalikan citra positifnya," katanya. Forum ini, lanjutnya, sangat representatif untuk merumuskan rancangan keputusan kelembagaan dan mutu pertanggungjawaban. Dikatakannya, apa yang didapat hari ini, adalah hasil kerja hari kemarin, dan apa yang didapat esok adalah hasil kerja hari ini. "Bagaimana kinerja kita ke depan, tentu sangat tergantung pada bagaimana karya kita hari ini. Karena itu, saya minta agar forum ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi hari esok, dan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik," kata Maftuh.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009