Jakarta (ANTARA News)- Kepala Pusat Penanggulangan Krisis (PPK) Departemen Kesehatan (Depkes) dr Rustam S Pakaya, MPH mengajak seluruh jajaran masyarakat Indonesia mula tingkat RT/RW, kelurahan/desa hingga kabupaten/kota untuk melakukan pelatihan antisipasi bencana alam baik berupa gempa bumi, banjir, tanah longsor maupun tsunami, agar dapat dicegah adanya korban jiwa dan harta masyarakat.

"Upaya mengurangi jumlah korban bencana tidak hanya menyiapkan SDM dan sarana kesehatan, tapi perlu pelatihan bagi masyarat, pendirian rumah yang antigempa dan sistem peringatan dini, " katanya dalam Workshop Media tentang Bencana yang diikuti sekitara 60 wartawan di Kota Bogor, Jabar, Sabtu.

Menurut ia, hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi rawan bencana, seperti gempa bumi karena letak geografis yang merupakan patahan lempeng Australia dan Asia, memiliki 128 gunung berapi, memilki banyak sungai yang rawan banjir dan banyak potensi tanah longsor di berbagai daerah, serta bencana akibat penyebaran (epidemiologi) penyakit, dan bencana kemungkinan dari kecelakaan lalu lintas laut, darat dan udara.

Oleh karena itu, melalui pelatihan antisiapsi bencana dari masyarakat dan perinagatan dini melalui mitigasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan dapat menurangi dan mencegah kemungkinan adanya korban baik jiwa, fasilitas umum dan harta benda masyarakat.

Rustam juga memaparkan, pelayanan tanggap darurat bidang kesehatan telah mampu menurnkan jumlah korban meninggal akibat bencana alam selama tiga tahun terakhir, yakni tahun 2006 sebanyak 7.679 orang, 2007 (642 orang), 2008 (337 orang), Januari-Februri 2009 (67 orang).

"Penurunan jumlah korban bencana yang meninggal karena pemrov, pemkab/pemkot beserta jajaran kesehatan telah memiliki kesiapan dalam mempercepat pemulihkan kesehatan korban bencana akibat gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir api dan letusan gunung merapi," katanya.

Kendati jumlah korban meninggal menurun, tapi jumlah kejadian bencana justru meningkat dalam tiga tahun terakhir, yaitu pada tahun 2006 terjadi bencana 162 kali, tahun 2007 (205 kali), 2008 (456 kali) dan Januari-Februari 2009 (119 kali).

Rustam menjelaskan, bencana sering tidak dapat diperkirakan kapan dan di mana terjadi, sehinga bisa timbul krisis kesehatan seperti pelayanan kesehatan setempat yang tak berfungsi akibat bencana, sarana pelayanan kesehatan yang rusak, tenaga kesehatan setempat menjadi korban dan kemampuan sumber daya setempat terbatas untuk bantuan.

Karena itu, Depkes membentuk 9 Pusat Krisis Kesehatan Regional (PKKR) dan pusat bantuan regionalisasi bantuan kesehatan untuk mendekatkan dan mempercepat fungsi bantuan kesehatan dengan tim reaksi cepat (TRC).

Ke-9 PKKR yaitu Regional I di Medan dengan wilayah pelayanan NAD, Sumut, Riau, Kepri dan Sumbar. Regional II di Palembang dengan wilayah pelayanan Sumsel, Jambi, Babel dan Bengkulu. Regional III di Jakarta dengan wilayah pelayanan DKI Jakarta, Banten, Jabar, Kalbar dan Lampung. Regional IV di Semarang untuk Jateng dan DIY.

Regional V di Surabaya untuk Jatim, Regional VI di Banjarmasin untuk pelayanan Kalsel, Kaltim dan Kalteng, Regional VII di Denpasar untuk Bali, NTB dan NTT, Regional VIII di Manado untuk pelayanan Sulut, Gorontalo dan Maluku Utara. Regional IX di Makassar untuk wilayah Sulsel, Slteng, Sulbar, Sultra dan Maluku.

Selain itu, Sub Regional di Jayapura untuk Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat dan Sub Regional di Padang untuk pelayanan Provinsi Sumatera Barat.

"Ke-9 PPKR dan dua Sub Regional itu dilengkapi total 15.000 tenaga medis terlatih seperti dokter spesialis, doter umum, perawat, pengelola obat dan pemuda siaga peduli bencana (dasipena), serta ada rumah sakit rujukan, akses transportasi ke beberapa wilayah, memiliki SDM kesehatan yang memadai dan sarana penunjang," katanya.

Rustam mengharapkan dalam tahun 2008 terdapat 5.000 pemuda tergabung dasipena, terbuka untuk umum baik kalangan mahasiswa, pemda pondok pesantren dan ormas, sehingga membantu mempercepat pelayana kesehatan jika terjadi bencana di lokasi terdekat.

Sebelumnya, Menkes Siti Fadilah Supari mengharapkan, peran serta media massa untuk ikut mensosialikan gerakan pelatihan dan antisipasi bencana kepada masyarakat serta ikut membantu menyebarkan informasi kejadian bencana secara cepat dan akurat, sehingga membantu pemerintah dan masyarakat dalam mempercepat bantuan tanggap daruarat dan pelayana kesehatan bagi korban gempa.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009