Jakarta, 11/3 (ANTARA) - Dalam Sidang Pertemuan Tingkat Menteri D-8 mengenai Ketahanan Pangan (Food Security) yang berlangsung di Kuala Lumpur tanggal 26-27 Februari 2009 lalu, telah disetujui Kelautan dan Perikanan menjadi salah satu pilar upaya meningkatkan ketahanan pangan. Semula yang akan dibahas hanyalah tiga agenda, yakni isu pokok produksi dan suplay pupuk berkualitas (fertilizer), produksi dan suplay pakan ternak (animal feed), dan penyediaan benih berkualitas (seed bank).

     Atas usulan delegasi Republik Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Pertanian, Anton Apriyantono, inisiasi Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan, Widi Agus Pratikto, didukung oleh Sekretaris Jenderal D-8, Dipo Alam, serta delegasi Iran, Mesir dan Turki, maka dibentuk pula Working Group on Marine and Fisheries.
  
     Pertemuan Tingkat Menteri ini adalah sebagai tindak lanjut dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 ke 6 di Kuala Lumpur, bulan Juli 2008 yang lalu. D-8 yang menjadi wadah kerjasama dari delapan anggota negara berkembang, Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan dan Turki, dikenal sebagai Developing Eight Countries Organization for Economic Cooperation.

     Pertemuan Tingkat Menteri tersebut menugaskan beberapa negara untuk memimpin bidang-bidang yang disepakati, yakni sebagai Prime Mover.(a) Seed Bank oleh Turki dan Iran, (b) Animal Feed oleh Malaysia dan Indonesia, (c) Fertilizer oleh Mesir, (d) Standards and Trade Issues oleh Iran dan Turki, dan (e) Marine and Fisheries oleh Indonesia.

     Workshop D-8 Working Group on Marine and Fisheries direncanakan pada saat berlangsung World Ocean Conference (WOC) tanggal 13 Mei 2009. Masuknya Kelautan dan Perikanan dalam bahasan Ketahanan Pangan diungkapkan atas dasar berkaitan erat dengan dominannya ikan sebagai bahan pakan ternak (animal feed). Di samping itu, seyogyanya ketahanan pangan ditafsirkan tidak hanya beras. Guna meningkatkan gizi masyarakat harus menerima cukup banyak asupan protein, dengan demikian memang peran perikanan sangatlah dominan. Pemahaman ketahanan pangan tidak bisa ditafsirkan secara kuantitatif saja, asal tidak lapar. Namun lebih dari itu, harus diartikan menyangkut kualitas gizi yang dikonsumsinya.

     Dalam Pertemuan Tingkat Menteri di Kuala Lumpur tersebut Sekretaris Jenderal DKP mengadakan pertemuan informal dengan delegasi Iran yang dipimpin oleh Dr. Jafar Khalgani untuk membahas kemungkinan kerjasama di bidang riset dan teknologi, pertukaran informasi, penanganan penyakit ikan, serta budidaya tilapia dan udang.
 
     Pertemuan dengan delegasi Mesir juga dilakukan untuk membahas rencana kerjasama dua negara dalam bidang pakan ikan, tepung ikan, pengolahan hasil perikanan dan budidaya udang. Baik Iran maupun Mesir antusias untuk menghadiri WOC 2009
   
     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Dr. Soen'an H. Poernomo, M.Ed, Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi Departemen Kelautan dan Perikanan


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009