Winnenden, Jerman (ANTARA News/Reuters) - Seorang bersenjata yang berusia 17 tahun memberondongkan tembakan di bekas sekolahnya di Jerman baratdaya, Rabu, menewaskan 15 orang sebelum ia tewas selama tembak-menembak dengan polisi, kata pihak berwenang.

Belum jelas apakah pelaku tewas ditembak oleh polisi atau mengakhiri hidupnya dengan senjatanya sendiri.

Mantan pelajar itu, yang mengenakan pakaian tempur berwarna hitam, memasuki sekolah Albertville-Realschule di Winnenden, sebuah kota yang berpenduduk 27.000 orang di dekat Stuttgart, sekitar pukul 09.30 waktu setempat (pukul 15.30 WIB), dan mulai melepaskan tembakan.

Polisi mengatakan, remaja itu membunuh sembilan pelajar dan tiga guru di sekolah tersebut, serta seorang lagi di sebuah klinik berdekatan, sebelum ia melarikan diri dengan membawa seorang sandera di dalam sebuah mobil.

Pelaku itu tewas selama tembak-menembak dengan polisi di sebuah tempat penjualan mobil sekitar 30 kilometer dari sekolah tersebut. Dua orang yang sedang lewat juga tewas dalam tembak-menembak itu dan dua polisi terluka serius. Jumlah seluruh korban tewas dalam insiden itu 16, termasuk remaja tersebut.

"Tidak seorang pun yang memahami hal itu," kata Roberto Seifert, yang bekerja di sebuah tempat usaha di dekat sekolah tersebut.

Erwin Hetger, kepala kepolisian negara bagian Baden-Wuerttemberg, mengatakan, "Saya telah menjadi kepala kepolisian di sini selama 19 tahun, namun saya tidak pernah melihat hal mengerikan seperti ini."

Kanselir Jerman Angela Merkel dijadwalkan menyampaikan pernyataan mengenai penembakan itu pada pukul 16.00 (pukul 22.00 WIB).

"Kanselir dan seluruh jajaran pemerintah sangat terguncang dan terkejut oleh pembunuhan mengerikan di Winnenden," kata jurubicaranya, Ulrich Wilhelm, pada jumpa pers.

Penembakan itu merupakan yang terakhir yang melanda Jerman dalam beberapa tahun ini. Pada 2006, seorang pria bertopeng yang bersenjatakan senapan dan peledak menyerang sebuah sekolah di kota Emsdetten, Jerman bagian barat, mencederai sedikitnya 11 orang sebelum ia bunuh diri.

Pada April 2002, Jerman mengalami insiden penembakan sekolah terburuk ketika seorang bersenjata membunuh 17 orang, termasuk dirinya sendiri, di sebuah sekolah menengah di kota Erfurt, Jerman bagian timur.

Jerman memberlakukan undang-undang kepemilikan senjata yang ketat, dan pemegang senjata harus memenuhi kriteria tertentu seperti usia dan keahlian penggunaan senjata untuk memperoleh surat izin memegang senjata.

Pembunuhan Rabu di Jerman itu terjadi setelah insiden mematikan di AS pada Selasa dimana seorang bersenjata menembak mati 10 orang, kemudian membunuh dirinya sendiri di Alabama selatan.

Keterangan mengenai penembak Rabu itu masih simpang-siur, namun televisi Jerman melaporkan bahwa ia mungkin menggunakan sebuah senapan terdaftar resmi yang disimpan di rumah keluarganya.

Helmut Rau, menteri kebudayaan di negara bagian Baden-Wuerttemberg, mengutip kepala sekolah itu yang mengatakan, pemuda tersebut dulu murid yang tidak menonjol.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009