Tiga kapal yang tidak memiliki perahu penyelamat diyakini sudah tenggelam di dekat Libya saat mereka sedang berlayar menuju Italia di tengah angin kencang, sementara satu kapal lagi yang juga mengalami kesulitan berhasil ditarik ke pantai, kata juru bicara IOM Jean-Philippe Chauzy.
"Paling banyak tiga kapal terlihat tenggelam di perairan Libya. Kapal-kapal ini tidak memiliki alat penyelamat. Tampaknya lebih dari 300 orang hilang di lautan," kata Chauzy di Jenewa.
"Mereka jauh dari pantai," katanya.
IOM belum mengetahui ada tidaknya warga Afrika yang selamat dari tiga kapal tersebut.
Kapal-kapal itu tenggelam di dekat anjungan minyak di perairan Libya, namun kapan persisnya peristiwa itu terjadi, belum diketaui secara jelas.
Laurence Hart, kepala program IOM untuk migran di Tripoli, melaporkan bahwa pihak berwenang Libya telah memastikan bahwa `tragedi` itu memang terjadi.
Di Tripoli, para pejabat Libya mengatakan pada Senin malam bahwa dua kapal yang ditumpangi para migran Afrika ke Italia tenggelam di dekat Libya dalam kejadian terpisah dalam dua hari terakhir, yang menewaskan setidaknya 21 orang sementara ratusan lainnya masih belum diketemukan.
Saat ini diperkirakan 1 juta hingga 1,5 juta migran Afrika tinggal di Libya karena tuntutan keperluan atas buruh tidak terampil, demikian menurut IOM.
Sebagian besar migran tersebut datang dari Afrika Barat, termasuk dari Mali, Burkina Faso, Ghana, Niger, Nigeria dan Pantai Gading, atau dari negara-negara Tanduk Afrika seperti Somalia dan Ethiopia.
"Sebagian dari mereka dengan jumlah yang tidak diketahui meneruskan pengembaraan ke Eropa. Mereka menabung uang mereka di Libya untuk membayar jaringan atau pihak-pihak yang menyelundupkan mereka," kata Chauzy.
"Orang-orang ini (yang mengalami musibah kapal, red) kemungkinan besar sedang dalam perjalanan menuju Lampedusa," katanya.
Lampedusa yang disebut Chauzy adalah pulau di Italia, di mana 37.000 migran tiba tahun lalu.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009