Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri (Deplu) menyatakan bahwa hingga hari ini tidak ada laporan warga negara Indonesia (WNI) yang turut menjadi korban gempa bumi di L`Aquila, kota yang dibangun pada Abad Ke-13, sekitar 100 Km sebelah timur Roma, Italia, Senin lalu (6/4).

"Tidak benar ada korban WNI yang turut menjadi korban gempa di Italia, sebagaimana pemberitaan media," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Departemen Luar Negeri Teguh Wardoyo di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, seorang pelajar asal Indonesia bernama Benyamin Surya yang semula disebut turut menjadi korban dalam kejadian itu terbukti selamat.

"Yang bersangkutan selamat karena telah pindah ke Nice, Perancis pada 2 Febuari lalu," katanya.

Teguh mengatakan bahwa Benyamin tinggal di Perancis pada 2 Febuari 2009 - Juli 2010 untuk menyelesaikan kuliahnya dengan program beasiswa salah satu negara di Eropa.

Ia juga mengatakan bahwa hari ini Duta Besar Indonesia untuk Italia telah mengunjungi lokasi gempa untuk memberikan bantuan dan menyampaikan ucapan bela sungkawa.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan bahwa Deplu RI terus melakukan pemantauan dan hingga saat ini tidak ada laporan korban hilang atau meninggal yang berstatus WNI.

Gempa kuat mengguncang satu daerah luas Italia tengah, dan menewaskan paling tidak 228 orang dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal serta merobohkan banyak rumah, gereja dan gedung lain. Sekitar 1.500 orang terluka, 100 orang di antara mereka serius, dan kurang dari 50 orang hilang.

Reruntuhan gedung memblokir jalan di L`Aquila, menghantam mobil yang diparkir, dan bahkan bangunan modern di pinggiran kota itu pun ikut ambruk.

Bagian dan kompleks universitas ambruk di L`Aquila, satu daerah tujuan wisata yang populer, tetapi tidak jelas apakah ada orang di dalamnya.

Menara lonceng sebuah gereja di tengah kota itu juga ambruk dan sebuah gereja di desa lain juga ambruk. Di daerah itu banyak terdapat gereja peninggalan zaman Romawi da Renaisans.

Beberapa orang dilaporkan cedera dan masih terperangkap di dalam puing-puing di kota itu dan daerah sekitarnya akibat gempa terkuat yang mengguncang Italia dalam beberapa tahun terakhir itu.

Gempa itu terjadi sekitar pukul 03:30 waktu setempat (08:30 WIB) dan berpusat di wilayah pegunungan Abruzzo, timur Roma.

Penduduk di banyak bagian Italia tengah merasakan getaran gempa dan melarikan diri ke jalan-jalan. Penduduk Roma, yang jarang dilanda gempa, bangun akibat gempa itu. Perabot rumah tangga bergetar, lampu-lampu bergoyang dan alarm mobil mati.

Badan Survai Geologi AS mengatakan pusat gempa itu diperkirakan berada sekitar 95 Km dari Roma dan berkedalaman 10 Km.

Badan itu sebelumnya menyatakan gempa itu berkekuatan 6,7 skala Richter tetapi kemudian menurun angka itu menjadi 6,3 skala Richter. Para pejabat Italia menyebut gempa itu berkekuatan 5,8 skala Richter.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009