Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Front Persatuan Nasional (FPN) KH Agus Miftach menilai krisis identitas yang melanda bangsa Indonesia, dapat diatasi dengan mengedepankan nilai kemakmuran dan kesejahteraan. "Jika krisis identitas bersifat sosial, maka dapat ditengarai bahwa basis nilai-nilai sosial bangsa Indonesia secara mendasar tengah mengalami krisis yang dalam," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu. Ketika meyampaikan hasil Dialog Kebangsaan tentang Agama dan Krisis Identitas yang diadakan FPN itu, Agus mengatakan, nilai ultra materialis dan hedonis adalah salah satu penyebab terjadinya krisis identitas bangsa dan alasan laina adalah mendangkalnya pemahaman dan moralitas keagamaan yang menjadikan orang skeptik terhadap tradisi dan lembaga keagamaan. "Terjadi desakralisasi dan demoralisasi lembaga-lembaga keagamaan yang dianggap banyak melakukan manipulasi dan korupsi untuk kepentingan pribadi para pengurusnya," ujar Agus. Ia menjelaskan, kleptokrasi lembaga-lembaga keagamaan memberikan sumbangan terjadinya krisis identitas di level sosial yang pada gilirannya menimbulkan dampak negatif pada sikap mental dan perilaku bangsa Indonesia, sehingga sebagian kalangan terjebak dalam krisis identitas nasional. Menurut Agus, masyarakat kini telah mengikuti perilaku politik liberal tanpa memahami filosofinya secara mendalam. Akibatnya terjadi disorientasi secara luas, dimana nilai-nilai lama dibuang sementara nilai-nilai baru belum eksis," katanya. Hal tersebut, kata Agus, berlanjut dengan dislokasi dimana masyarakat tak lagi berpijak pada kenyataan historiologi dan antropologi yang membentuk bangsa ini, tetapi tersesat di suatu lokasi dengan latar belakang milik bangsa asing, akibatnya bangsa Indonesia menjadi peniru yang buruk, seperti pemilu liberal yang hasilnya menciptakan sistem oligarkhi yang dapat membahayakan seluruh tatanan kehidupan bangsa. Mantan ketua harian Komisi Pemilihan Umum (KPU)itu menegaskan, bangsa Indonesia mengalami disorientasi, dislokasi dan krisis identitas yang hasilnya ditandai belum mampu mewujudkan kemakmuran dan keadilan, melainkan yang dicapai adalah kemelaratan, mahalnya pendidikan, mahalnya sarana kesehatan, bertambahnya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Oleh karena itu, ia menyerukan, kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali kepada nilai keagamaan dan kebangsaan. "Agama, Pancasila dan Rencana Pembangunan Nasional yang benar adalah agregat utama untuk kita menciptakan puncak-puncak peradaban bangsa Indonesia", katanya. Selain itu, bangsa Indonesia harus memberlakukan kembali UUD 1945 yang asli yaitu untuk mewujudkan kehidupan nasional yang sosialistis-religius untuk mencapai keadilan dan kemakmuran sebagai puncak peradaban bangsa, dengan seluruh variabel obyektif yang dimiliki dari dasar-dasar kehidupan Indonesia, demikian KH Agus Miftach.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009