Lombok Barat, NTB (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro, memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) berkapasitas 1 x 25 Mega Watt (MW) dan 2 x 25 MW.

Acara Groundbreaking proyek PLTU yang didanai APBN dan Anggaran PLN (APLN) itu berlangsung di Dusun Jeranjang (proyek PLTU 2 x 25 MW), Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Kamis siang.

Purnomo yang didampingi Direktur Utama (Dirut) PLN, Fahmi Mochtar dan Gubernur NTB, KH. M. Zainul Majdi, menekan sirine dan memancangkan tiang sebagai tanda dimulainya pembangunan PLTU berbahan bakar batubara di Pulau Lombok itu.

Pembangunan PLTU batubara di dua lokasi masing-masing di Dusun Taman dan Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, NTB, yang ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua dan ketiga tahun 2010.

PLTU yang dibangun di Dusun Taman dinamakan PLTU 1 Lombok berkapasitas 1 x 25 MW yang dibiayai oleh APBN sesuai DIPA Departemen ESDM tahun anggaran 2009, dan ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua tahun 2010.

Total biaya pembangunan PLTU itu sebesar Rp296,3 miliar, dan khusus tahun anggaran 2009 pelaksanaan proyek tersebut mendapat dukungan dana stimulus sebesar Rp68,8 miliar selain alokasi DIPA reguler tahun 2009 sebesar Rp64,2 miliar.

Pelaksanaan proyek PLTU 1 Lombok itu dipercayakan kepada perusahaan konsorsium yang terdiri dari PT Wasa Mitra Engineering, PT Twink Indonesia dan PT Ciria Putra Sinergi.

Sementara PLTU di Dusun Jeranjang dinamakan PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I.

Pembangunan PLTU 2 Lombok itu dipercayakan kepada PT Barata Indonesia (Persero) dengan sistem "turnkey" (EPC), dengan nilai kontrak yang terbagi dalam dua bagian mata uang yakni sebanyak 30,7 juta dolar AS dan Rp354,3 miliar.

PLTU 2 Lombok unit 1 ditergetkan dapat beroperasi pada Agustus 2010 dan unit dua diharapkan sudah beroperasi dua bulan kemudian atau pada oktober 2010.

Di hadapan para pejabat Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Purnomo mengatakan, dengan pembangunan PLTU batubara dengan total kapasitas 75 MW itu diharapkan persoalan devisit energi listrik di Pulau Lombok yang mencapai 10 MW itu teratasi.

Namun, Ia meminta manajemen PT PLN agar meningkatkan jalinan kerjasama dengan pemerintah daerah demi kelancaran pembangunan LPTU batubara di Lombok itu.

"Harus ada kerjasama yang baik agar pembangunan PLTU ini dapat terlaksana sesuai jadwal yang ditetapkan, karena selama proses pembangunannya akan menyerap dua ribu lebih tenaga kerja," ujarnya.

Sementara Dirut PLN, Fahmi Mochtar, mengatakan, PLTU 1 Lombok itu merupakan pembangkit listrik pertama di wilayah Indonesia Timur yang dibiayai dengan dana APBN.

"Itu merupakan komitmen pemerintah sebagai wujud tanggungjawab dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Fahmi menambahkan, jika terlaksana sesuai rencana maka tiga unit PLTU batubara di Pulau Lombok itu merupakan pembkit listrik berbahan bakar batubara pertama di wilayah NTB.

Batubara yang akan dipergunakan untuk menghasilkan uap sebagai energi listrik yakni jenis low rank coal, yang kebutuhannya diperkirakan mencapai 195 ribu ton per tahun.

"Kebutuhan batubara sebanyak itu setara dengan 69 ribu kiloliter Bahan Bakar Minyak (BBM) per tahun sehingga jika PLTU ini telah beroperasi diperkirakan nantinya akan menghemat biaya operasional PLN sebesar Rp370 miliar per tahun," ujar Fahmi.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009