Batam (ANTARA News) - Prof. Chan Kap Luk menyatakan dirinya diserang David Widjaja Hartanto, --pria asal Indonesia yang sedang menyelesaikan tugas akhir di bawah bimbingannya-- dengan pisau pada 2 Maret 2009.

Chan Kap Luk dalam kesaksian di Pengadilan Koroner Singapura, Kamis, seperti dipublikasikan Channel NewsAsia, mengatakan kejadian itu bermula ketika tiba-tiba (tanpa janji sebelumnya) David datang sekira pukul 10.25 waktu setempat.

David (21) mahasiswa tingkat akhir Fakultas Teknik Elektrik dan Elektronika Nanyang Technological University (NTU). Pria asal Indonesia itu sedang menyelesaikan tugas akhir di bawah bimbingan Profesor Chan.

Pada 2 Maret 2009 David ditemukan dalam keadaan meninggal di tanah setelah terakhir bertemu dengan Chan di dalam ruang pada lantai V.

Chan mengatakan, David seharusnya memenuhi panggilan pada beberapa hari sebelumnya, tetapi tidak datang menghadap.

Ketika Chan sedang duduk di depan komputer, tanpa ada janji sebelumnya, David menemui untuk membahas tugas yang dibimbingnya.

The Straits Times memberitakan, Chan di persidangan mengatakan, kala itu David menyampaikan sebuah "thumb drive" (alat portabel penyimpan data) dengan mengatakan karyanya telah disimpan di dalam alat tersebut.

Chan tidak dapat membuka data tersebut meski sudah mencoba di komputer, tetapi David berkeras telah memasukkan di salah satu laboratorium NTU.

Beberapa saat kemudian, ketika membalikkan badan, Chan merasa ada tiupan angin di punggungnya dan setelah berpaling kembali melihat David sedang memegang pisau.

Chan mengatakan segera mengelakkan wajah hingga badannya terjatuh. David menyerang kembali, tetapi pisaunya berhasil ia rebut.

Ia mengatakan ketika hendak keluar dihadang David tetapi diterobos dengan menyungkurkan David ke samping.

Chan setelah berada di luar ruangan itu, baru menyadari punggungnya telah ditikam sang mahasiswa.

Pada persidangan pertama, Rabu, Dr Marian Wang, patologis yang mengotopsi jenazah David mengatakan terdapat lebih dari 36 luka sayat, memar dan gores terutama pada bagian lengan dan kaki jenazah.

Luka-luka itu dihasilkan dari rangkaian jatuh dari ketinggian, katanya.

Kepada pers, kakak almarhum David, William Widjaja menanggapi bahwa yang dikatakan Marian lebih pada cedera dari suatu rangkaian kejatuhan dari ketinggian.

Padahal, katanya, bila seseorang jatuh dari suatu tempat tinggi, bukan hanya memar melainkan mengalami patah leher.

"Kami ingin mendapatkan kebenaran," ujar William yang menghadiri sidang bersama ayahnya, Hartono Widjaja.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009