Palu (ANTARA News) - Sekitar 70 aktivis yang tergabung dalam "Pena `98 Sulteng (Perhimpunan Nasional Aktivis 1998 Sulawesi Tengah)" di Palu, Kamis sore, memperingati tragedi 12 Mei 1998 yang menewaskan belasan mahasiswa di Jakarta.

Para aktivis tersebut memperingati tragedi 12 Mei dengan cara melakukan berbagai orasi untuk mengungkap insiden tersebut.

Aksi jalanan ini berlangsung di Bundaran Hasanuddin Palu, namun mendapatkan pengawalan petugas kepolisian.

Peserta aksi juga mengenakan kaos hitam bertuliskan "Jangan Lupakan Tragedi 12 Mei".

Selain itu, para demonstran juga membagi-bagikan selebaran berisikan sejarah 12 Mei 1998 berikut nama-nama korban, dengan tujuan agar masyarakat tetap ingat kejadian memilukan itu.

Ruslan Sangadji, seorang peserta aksi, dalam orasinya, meminta pemerintah mengusut tuntas kejadian tersebut karena hingga kini keluarga korban belum mendapatkan kejelasan proses penyelesaiannya.

"Jangan sampai tragedi 12 Mei terlupakan begitu saja. Itu merupakan bagian sejarah kelam negeri ini, dan keadilan harus ditegakkan," pinta dia.

Muharram, peserta aksi lainya, pada kesempatan itu berharap pemerintahan baru ke depan harus memiliki keberanian dalam mengusut tuntas tragedi 12 Mei 1998.

"Banyak Jenderal yang menjadi calon presiden dan wakil presiden. Apakah mereka sanggup dan memiliki nyali menguak misteri ini," tuturnya mempertanyakan.

Usai melakukan aksinya, para aktivis tersebut membubarkan diri dengan tertib di bawah kawalan petugas keamanan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009