Bogor (ANTARA News) - Unggas air seperti itik dan entok merupakan inang abadi bagi virus influenza A, termasuk sub tipe H1N1 yang saat ini mulai mewabah di beberapa negara dan dikenal dengan nama flu Meksiko.

"Unggas air bisa dikatakan sebagai reservoir abadi. Virus ini (influenza A) tidak menimbulkan gejala sakit pada unggas namun setelah berpindah ke babi yang berperan sebagai `mixing vessel` (media pencampuran), menjadi lebih ganas," kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.drh. I Wayan Teguh Wibawan di Bogor, Jumat.

Sebenarnya, lanjut dia, virus influenza A sub tipe H1N1 tidak semuanya memiliki derajat keganasan yang sama dengan virus flu Meksiko.

Dalam kasus flu Meksiko, jelas Wayan, virus H1N1 di dalam tubuh babi menggunakan beberapa genom virus influenza A dari spesies yang berbeda, dalam hal ini dari unggas dan manusia, atau disebut dengan proses reasurtan.

"Ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu virus menjadi lebih kuat atau justru menjadi lebih lemah tergantung dari genom yang diambil dalam proses reasurtan tersebut," katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, hingga 19 Mei tercatat 9.830 kasus infeksi flu Meksiko di 40 negara dengan 79 kematian.

Mengenai tindakan pencegahan, Wayan mengatakan, tindakan untuk membatasi lalu lintas ternak babi tidak akan efisien.

"Justru yang paling penting dilakukan adalah menghindari penularan dari manusia ke manusia," katanya.

Hingga saat ini, lanjut dia, tidak ada laporan mengenai penularan virus H1N1 dari babi ke manusia. "Malah yang ada penularan dari manusia ke babi.".(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009