Jember (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Subandi, Kabupaten Jember diduga kuat melakukan praktik adopsi secara ilegal setelah Siti Fatimah (24), warga Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, gagal mendapatkan bayinya, Rabu.

"Bayi saya tidak ada di RSUD Subandi, kata pihak RSUD, sudah ada yang mengambil," katanya sambil menangis.

Siti Fatimah bersama sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan Ketua Komisi A DPRD Jember, Abdul Ghofur akhirnya mendatangi RSUD Subandi untuk menanyakan keberadaan bayi yang dilahirkan Fatimah.

Menurut Fatimah, bayinya lahir melalui bedah "cesar" pada pertengahan Desember lalu di RSUD Subandi dan diberi nama Muhammad Adhar.

Pada 5 Januari lalu, lanjut Fatimah, dirinya diperbolehkan pulang, namun bayinya ditahan di RSUD Subandi karena belum melunasi seluruh biaya perawatan selama menjalani prosesn persalinan di rumah sakit milik Pemkab Jember itu.

"Ketika akan dilunasi, Muhammad Adhar sudah tidak ada di tempat dan diadopsi oleh keluarga Syaiful dan Tutik Asih, warga Desa Sabrang, Kecamatan Ambulu," katanya seraya menegaskan, tak akan memberikan bayinya kepada siapapun meskipun dia miskin.

Mendapat protes dari Fatimah, pihak RSUD Subandi akhirnya mengambil bayi itu dari keluarga Syaiful dan Tutik Asih untuk dikembalikan kepada Fatimah.

Wakil Direktur Bagian Umum dan Keuangan RSUD Dokter Subandi, Damanhuri, mengaku tidak tahu tentang persoalan adopsi Muhammad Adhar kepada keluarga Syaiful.

"Bayi Muhammad Adhar sudah dikembalikan kepada orang tua kandungnya Siti Fatimah," katanya.

Menurut Damanhuri, pihak RSUD Subandi akan mengembalikan uang adopsi yang sudah dibayar oleh keluarga Syaiful. "RSUD Subandi akan kembalikan biaya adopsinya," katanya menegaskan.

Sementara itu, Syaiful yang mengadopsi Muhammad Adhar, mengaku sudah membayar sebesar Rp11 juta kepada RSUD Subandi dengan rincian Rp5 juta untuk perawatan dan obat, Rp1 juta untuk administrasi adopsi, dan pengeluaran lain-lain sebesar Rp5 juta. "Total uang yang dibayarkan kepada RSUD Subandi sebesar Rp11 juta," katanya.

Syaiful mengaku kecewa dengan prosedur adopsi yang dilakukan RSUD Subandi yang tidak memberitahu kepada Fatimah yang melahirkan bayi yang di adopsinya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009