Beirut (ANTARA) - Iran berencana membuka kembali masjid-masjid di beberapa bagian negara yang bebas dari wabah virus corona seiring pembatasan terhadap warga Iran dicabut secara bertahap, kata Presiden Hassan Rouhani pada Minggu.

Iran, salah satu negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh pandemi itu, akan terbagi menjadi area putih, kuning, dan merah berdasarkan jumlah infeksi dan kematian, ujar Rouhani berdasarkan situs kepresidenan.

Aktivitas di setiap wilayah akan dibatasi sesuai label, sehingga daerah yang secara konsisten bebas dari infeksi atau kematian akan diberi label putih dan masjid dapat dibuka kembali dengan shalat Jumat dilanjutkan, kata Rouhani.

Dia mengatakan label yang diberikan ke wilayah mana pun di Republik Islam Iran bisa berubah dan dia tidak mengatakan kapan program kode warna akan berlaku.

Iran telah membuka kembali ke toko, pasar, dan taman selama sepekan terakhir karena negara itu melonggarkan pembatasan yang sebelumnya diberlakukan guna menghambat penyebaran virus corona, dengan peningkatan harian jumlah kematian di bawah 100 sejak 14 April.

Jumlah korban meninggal dunia meningkat 60 dalam 24 jam terakhir menjadi 5.710 kematian dari 90.481 kasus yang dikonfirmasi, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur kepada TV pemerintah pada Minggu.

Mencari keseimbangan antara melindungi kesehatan masyarakat dan melindungi ekonomi yang sudah terpukul oleh sanksi, pemerintah telah menahan diri untuk tidak memaksakan jenis karantina besar-besaran di kota-kota seperti yang terlihat di banyak negara lain.

Namun, Iran telah memperpanjang masa penutupan sekolah dan universitas serta melarang pertemuan budaya, agama, dan olahraga.

Sumber: Reuters
Baca juga: Uni Eropa sesalkan penolakan AS terkait bantuan ekonomi bagi Iran
Baca juga: Presiden Iran minta warganya patuhi protokol kesehatan terkait corona
Baca juga: Setiap 10 menit, satu orang meninggal di Iran karena COVID-19

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020