"NU tetap akan bersikap netral," kata Hasyim Muzadi kepada wartawan usai memberi tausiah pada acara "Peresmian Gedung Pusdiklat dan Sekretariat Bersama Pengurus Cabang NU Cilacap" di Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu petang.
Meski demikian, dia mengakui adanya kecenderungan aksi dukung terhadap para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang dilakukan oleh umat maupun kiai.
Menurut dia, kecenderungan tersebut karena kepentingan mereka masing-masing.
"Gelombang umat dan juga kiai kelihatannya banyak yang mendukung JK-Win karena sama NU-nya, sementara itu elite-elite partai (partai berbasis massa NU, red.) banyak yang ke SBY-Boediono, dan ada juga beberapa eksponen yang mendekati Mega-Pro," katanya.
Menurut dia, hal itu tidak menjadi permasalahan bagi NU karena merupakan hasil sebuah demokrasi.
Dia menampik jika hal itu dianggap sebagai suatu perpecahan karena bukan merupakan pelanggaran.
"Perpecahan itu kalau sudah dibuat ketentuan tetapi melanggar. Dalam hal ini, intitusinya (NU, red.) netral tetapi kecenderungan warganya seperti itu," kata dia menegaskan.
Ia yakin setelah pilpres mereka akan kembali ke khitah NU, karena pemilu hanya berlangsung lima tahun sekali.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009