"Kita kerjakan secepatnya, dan mudah-mudahan bisa dilaksanakan pada HUT Proklamasi RI tanggal 17 Agustus 2009 mendatang," ujar Jacky Sutiono, Ketua Harian Paguyuban Kota Tua di Jakarta, Senin pagi.
Penundaan tersebut didasarkan atas berbagai pertimbangan, tidak semata-mata hanya menunggu penyelenggaraan pilpres, tapi penyempurnaan lingkungan kawasan, penempatan pedagang, parkir kendaraan dan lalulintas.
"Kami terus mengkaji dan mengkoordinasikan bersama instansi terkait," tambah Jacky.
Setidaknya 60 pedagang jajanan makanan dan minuman khas Betawi, China, Arab dan India, serta barang kerajinan tangan (cindera mata), sudah siap mengisi, selain disediakan empat armada WC umum, disamping ada pagelaran setiap malam dari berbagai kesenian.
"Kami harapkan pengunjung bisa nyaman menikmati hidangan di kawasan kota tua," tambahnya.
Tujuan Wisata Malam Kuliner tersebut untuk meramaikan kawasan Kota Tua. Sementara itu kalau malam seperti kota mati atau dijadikan ajang tempat bermesraan di kawasan museum, tak ubahnya Bina Ria kedua, Kesan ini yang akan kami hilangkan," ujarnya.
Sementara itu Robert Tambunan Ketua Sektor Paguyuban Kota Tua menjelaskan, semua pedagang di kawasan itu akan diseragamkan melalui gerobak dorong dan tendanisasi yang dibuat khusus di lengkapi fasilitas parkir, toilet dan panggung hiburan dari berbagai kesenian daerah.
"kami juga menjamin keamanan untuk kenyamanan pengunjung, mulai pukul 19.00 wib-02.00 wib selama pedagang buka usahanya," katanya.
Robert Tambunan menjelaskan, guna mempercepat realisasi kawasan Kota Tua sebagai daerah tujuan wisata perlu kerjasama dengan berbagai pihak.
Jika kawasan tersebut ramai, para pemilik dan pengelola gedung-gedung kuno serta gedung bersejarah akan bersemangat untuk memperbaiki dan menata kawasan tersebut hingga lebih menarik.
Selama ini gedung-gedung tersebut dibiarkan tidak terawat, dan 37 tahun revitalisasi jalan di tempat.
Kawasan Kota Tua di Jakarta Barat tidak kurang ada 142 gedung bersejarah atau gedung kuno dari luas 804 hektar yang dilindungi. (*0
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009