Makassar (ANTARA News) - Maraknya perjokian pada Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) di Indonesia, termasuk yang ditangkap "basah" di Kampus Unhas Makassar, Rabu (1/7) karena tergiur bayaran yang mencapai RP35 sampai RP120 juta setiap joki yang membantu peserta SMPTN.

"Mahasiswa yang menjadi joki tergiur dengan pendapatan yang dijanjikan bos perjokian yang berinisial H," kata Rektor Unhas, Prof Dr dr Idrus Paturusi di Makassar, Kamis.

Padahal, lanjutnya, jika perbuatannya ketahuan petugas yang mengawasi SMPTN bukan lagi bayaran sebanyak itu yang diperoleh, melainkan haknya sebagai mahasiswa ITB, Unhas maupun PTN lainnya akan dicoret dari lembaga pendidikannya atau dipecat sambil diproses hukum di tingkat kepolisian hingga ke meja hijau.

Menurutnya, perjokian SMPTN sudah berlangsung sejak lama dan setiap tahun banyak yang ditangkap karena ketahuan membantu calon mahasiswa PTN yang bersedia membayar puluhan juta hingga ratusan juta rupiah jika lulus dalam seleksi itu.

Joki yang ditangkap yang mencapai hampir 20 orang ini, lanjutnya, satu diantaranya ditangkap basah di ruangan calon mahasiswa kedokteran, selebihnya di tempat lain yang tersebar di sejumlah tempat pelaksanaan SMPTN di Makassar.

Khusus pendaftar calon mahasiswa kedokteran Unhas tahun ini tercatat sekitar 8.000 orang, sementara yang diterima hanya 150 orang, ujarnya dan menambahkan, SMPTN hari pertama diikuti 16.185 orang untuk IPA dan IPS, sedangkan peminat IPC sebanyak 7.668 orang.

"Perjokian yang meresahkan ini akan dituntaskan sampai keakar-akarnya sehingga ke depan tidak ada lagi `joki-jokian` karena pimpinannya sudah ditemukan yakni berinisial H yang merancang dan mengatur penempatan joki di berbagai PTN di Indonesia," ujarnya dan

mengungkapkan, sudah puluhan joki yang beroperasi di Unhas dan beberapa lokasi ujian lainnya ditangkap aparat berwajib.

Bahkan, lanjutnya, satu orang PNS Unhas yakni IB dan seorang lagi pegawai harian di kampus tersebut HP yang berperan membantu joki masuk ke ruangan ujian juga sudah ditangkap dan diproses di Polwiltabes Makassar.

"Mereka ini akan dipecat sebab sudah merusak citra lembaga Pendidikan Tinggi ini," ujarnya seraya menyatakan, joki bisa leluasa masuk ruangan ujian kalau dibantu orang dalam. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009