Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih hasil pemilihan presiden (Pilpres) 8 Juli perlu memberikan perhatian serius bagi pembinaan dan prestasi olahraga karena saat kampanye relatif kurang disingggung.

Ketua Umum Pengurus Olahraga Biliar Seluruh Indonesia ( PB POBSI) Tutuk Kurniawan di Jakarta, Selasa, mengatakan, perhatian presiden terpilih ini mengarah soal anggaran yang dialokasikan melalui APBN karena relatif terbatas untuk pembinaan dan memacu prestasi atlet.

Dia mencontohkan untuk kegiatan pemusatan latihan nasional (pelatnas) ke SEA Games di Laos Desember mendatang dari dana yang diusulkan Rp354 miliar hanya direalisasi Rp5 miliar.

"Bayangkan dengan keterbatasan dana tersebut PB POBSI harus mempertahankan prestasi di SEA Games Thailand lalu dengan meraih dua medali emas serta masing - masing satu perak dan perunggu," ujar Tutuk.

Karena itu, dia mengimbau presiden terpilih agar memberikan perhatian serius bagi pembinaan dan prestasi olahraga sehingga Indonesia bisa kembali diperhitungkan, baik di regional maupun internasional.

"Jadi sekiranya saat tahapan kampanye Pilpres persoalan olahraga kurang disingggung, itu tidak berarti setelah terpilih memimpin Indonesia lima tahun mendatang mengurangi perhatian presiden terpilih terhadap komoditas olahraga," kata Tutuk.

Disinggung soal lembaga Menteri Negara Pemuda dan Olahraga ( Menegpora) masih dibutuhkan dalam Kabinet, dia setuju karena pembinaan olahraga masih membutuhkan institusi resmi negara.

"Komite Olahraga Nasional Indonesia( KONI) sebagai induk canang - cabang olahraga memang tetap berperan, namun persoalan seperti pembangunan infrastruktur itu merupakan kewenangan Menegpora dalam mengfasilitasinya dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota," ujar Tutuk.

Ketua Bidang Usaha dan Umum PB POBSI Lili Hartono menyarankan kementerian negara olahraga harus dipisahkan dari pemuda karena kegiatannya cenderung mengarah ke kepentingan politik.

"Departemen olahraga perlu mandiri, hanya tergantung kebijakan presiden terpilih hasil pemilihan presiden

(Pilpres) 8 Juli dalam menyusun Kabinet, terserah siapa figur menterinya," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009