"Kalau bicara tentang organisasi nggak ngerti saya, kalau yang lain saya jawab," kata Chatib Basri menanggapi kabar dirinya akan masuk dalam tim ekonomi kabinet mendatang di Gedung Djuanda Depkeu Jakarta, Jumat.
Chatib yang saat ini menjadi staf khusus Menteri Keuangan juga enggan memberi komentar mengenai perlunya jabatan wakil menteri dalam kabinet mendatang.
"Kalau tanya organisasi, jangan ke saya," tegas ekonom Universitas Indonesia (UI) itu.
Sebelumnya, Chatib Basri bersama sejumlah ekonom lain seperti Raden Pardede, Faisal Basri, Anggito Abimanyu, dan M. Ikhsan disebut-sebut merupakan tokoh yang akan duduk di pos ekonomi dalam kabinet mendatang.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang disebut-sebut akan dipertahankan menjadi Menkeu dalam kabinet mendatang juga mengisyaratkan perlunya jabatan wakil Menkeu, namun hal itu merupakan kewenangan presiden.
"Itu adalah keputusan presiden, apakah sebuah kementerian/lembaga (K/L) dirasa perlu ada jabatan tersebut," katanya.
Menurut dia, perlu tidaknya wakil menteri dapat dilihat dari cakupan pekerjaan menteri yang bersangkutan, terutama menyangkut keharusan kehadiran menteri yang bersangkutan di sejumlah kegiatan pada saat bersamaan.
"Untuk Menkeu memang frekuensi atau kehadirannya sangat diperlukan dalam menjalankan fungsinya sebagai wakil pemerintah untuk pembahasan anggaran di dewan," katanya.
Apalagi, kehadiran Menkeu di forum internasional juga sangat penting untuk memenuhi komitmen internasional, mengingat saat ini peranan Indonesia dalam G20 dan forum internasional lain cukup penting. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009