Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perdagangan sedang menyiapkan program stimulus untuk mendorong kinerja ekspor nonmigas selama 2010 yang ditargetkan naik volumenya sekitar lima persen.

"Kalau bisa dapat (anggaran dana stimulus ekonomi) untuk pemulihan ekspor, mungkin bisa dikaitkan dengan lembaga pembiayaan ekspor," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai menghadiri pembacaan Pidato Pengantar RAPBN 2010 dan Nota Keuangan oleh Presiden SBY di depan Rapat Paripurna Luar Biasa DPR-RI di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin.

Menurut Mendag, target penyaluran dana stimulus ekspor akan difokuskan pada UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang berpotensi ekspor. Selain itu, stimulus berupa pembiayaan ekspor itu akan digunakan untuk pengusaha yang melakukan ekspor ke pasar tujuan baru.

"UKM jelas satu fokus, UKM yang berpotensi ekspor itu yang akan dapat bantuan. Kedua mungkin juga untuk menembus pasar baru yang biasanya resikonya tinggi. Di situ mungkin kombinasi antara fungsi LPEI dan market intelejen yang baik," jelas Mendag.

Mendag mengaku optimistis pemulihan kinerja ekspor akan berjalan dengan baik pada 2010 jika program tersebut berjalan dengan baik.

"Untuk program itu, kita belum tahu anggaran stimulusnya berapa, tapi kalau untuk pasar dan gudang kita sudah siap karena itu program lanjutan tahun ini," ujarnya tanpa merinci anggaran yang diusulkannya.

Depdag mendapatkan alokasi Rp235 miliar dari dana stimulus pemulihan ekonomi yang totalnya mencapai Rp70 triliun. Dana tersebut digunakan untuk renovasi pasar dan pergudangan di berbagai daerah.

Tahun 2010, pemerintah mengalokasikan anggaran pemulihan ekonomi dari krisis global sebesar Rp61,2 triliun.

Mendag menargetkan pertumbuhan volume ekspor pada 2010 mulai positif lima persen sementara nilai ekspor 2009 diperkirakan masih mengalami kontraksi 15 persen karena volume ekspor diperkirakan tetap.

Kinerja ekspor semester II/2009 diperkirakan akan lebih baik dibanding semester I/2009 yang tercatat minus 21 persen.

"Saya relatif optimistis bisa tercapai (15 persen saja penurunan ekspornya) selama tidak terjadi anjlok lagi (harga komoditi dan permintaan ekspor). Kalau stabil seperti sekarang kita akan bisa mencapainya," tambahnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009