Jakarta (ANTARA News) - Koran Australia, Sidney Morning Herald (SMH), dalam edisi onlinenya Jumat, menyebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda menduga bahwa organisasi teroris yang berada di belakang bom Mega Kuningan dan kelompok yang disangka berencana menyerang pangkalan militer Australia mungkin berkaitan di bagian teratasnya.

Bom Mega Kuningan diyakini sebagai hasil kerja satu sempalan Jamaah Islamiyah, sedangkan rencana pemboman Sidney disebut sebagai buah kerja kelompok radikal Somalia Al-Shabab yang dipercaya memiliki hubungan dengan Alqaeda dan para pembajak Somalia.

Di Carns, Queensland Kamis malam, Hassan Wirajuda memang mengaku tidak percaya jika pelaku bom Mega Kuningan dan perencana pemboman Australia berhubungan langsung, namun kelompok di atas mereka kemungkinan saling berhubungan.

"Saya yakin mereka tidak berhubungan langsung, namun mereka mungkin terhubung di puncaknya saja," kata Menlu RI itu.

Mitranya, Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith menyebut bahwa kontak seperti bukan hal yang mengejutkan.

"Seperti ketika pemerintah satu berbicara dengan pemerintah lainnya, maka antar kelompok teroris itu pun saling berkaitan secara internasional," kata Smith.

Namun juru bicara Al-Shahab membantah kelompoknya berhubungan dengan semua perencana pemboman Australia.

Hassan Wirajuda mengungkapkan bahwa dari investigasi yang dilakukan semakin jelas bahwa Noordin Mohammed Top merupakan orang di balik serangan bom ke Mega Kuningan, Jakarta, dan pencarian besar-besaran terhadap Noordin sedang berlangsung.

Menlu Indonesia sedang berada di Cairns untuk menemui Smith dan Perdana Menteri Kevin Rudd, serta demi menghadiri dialog pasca Forum Kepulauan Pasifik Jumat ini.

Dia mengungkapkan bahwa dia telah mendiskusikan banyak hal termasuk strategi dalam menghadapi terorisme dan penyelundupan manusia. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009