Makassar, 11/8 (ANTARA) - Adanya keberatan warga terkait beredarnya tabung hasil konversi minyak tanah ke gas yang berisi air langsung ditampik PT Pertamina Region VII Sulawesi setelah melakukan peninjauan langsung ke pangkalan dan pengecer.

Sales Representatif Gas Domestik Region V PT Pertamina, Tiara Thesaufi, di Makassar, Selasa, mengaku jika tabung gas yang diduga berisi air beredar di pangkalan itu tidak ada.

"Kita sudah melakukan pemantauan langsung ke pangkalan dan pengecer yang dimaksud, tapi kami tidak menemukan tabung tersebut berisi air," ujarnya.

Menurutnya, ada kesalahpahaman antara konsumen dengan pihak pengecer yang tidak mengetahui jika air yang dimaksud itu adalah air untuk mengetahui kebocoran.

Dirinya juga mengaku jika tabung itu telah diperiksa dan memang berisikan gas, hanya saja di klep (valve) tabung itu memang terdapat air untuk mengetes kebocoran tabung gas.

Sebelumnya, Abbas Idris yang membeli tabung gas berisi air itu mengaku, tabung gas yang diterimanya dari pemerintah hasil pembagian konversi minyak tanah ke gas justru menambah masalah. Karena tabung berisi tiga kilogram yang diharapkan berisi gas justru berisi air.

"Saya kaget setelah membeli gas dipengecer seharga Rp14 ribu itu mengeluarkan air setelah tabung gasnya saya kenakan pada kompor gas saya," ujarnya.

Tabung gas yang mengeluarkan air itupun kemudian dicek sebelum dikembalikan kepengecer tabung gas.

Slamet Riyadi, pengecer tabung gas yang mengetahui jika salah satu konsumennya itu membeli gas yang berisikan air langsung mengembalikannya kepangkalan.

"Sebelum mengembalikan gas itu kepangkalan saya terlebih dahulu memeriksa tabung gas itu dan memperhatikannya. Ternyata benar isinya air, setelah itu saya kembalikan kepangkalan," katanya.

Pihak pangkalan sendir yang menerima tabung gas itu langsung menyimpannya dan akan melaporkannya langsung ke PT Pertamina Region VII Sulawesi.

"Saya akan melaporkan adanya tabung gas yang beredar di masyarakat. Jika pihak PT Pertamina tidak teliti masyarakat juga yang akan dirugikan," ujar Daeng Tino, pemilik pangkalan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009