Jakarta (ANTARA News) - Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) siap mengawal dan menyukseskan program wajib belajar (wajar) 9 tahun untuk pendidikan dasar (SD dan SMP), kata Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Depdiknas Prof Suyanto, PhD.

Dirjen kepada pers di Jakarta, Selasa, mengatakan,pelaksanaan wajar 9 tahun yang dimulai sejak 1993/1994 keberhasilannya telah mencapai harapan. Program ini pada 2008/2009 diikuti minimal 95 persen anak usia 7-15 tahun.

"Progres keberhasilannya sangat baik. Sejak 2008 apa yang kita harapkan telah sesuai dan tercapai. Secara pribadi maupun institusi kami semua siap mengawal keberhasilan program Wajar 9 Tahun di Indonesia," katanya.

Dikatakannya, pada 2007 angka partisipasi kasar (APK) jenjang SMP mencapai 95 persen sebanyak 187 kabupaten dan 11 provinsi. Sedangkan yang masuk katagori tuntas utama 90-95 persen sebanyak 56 kabupaten dan 4 provinsi. Untuk yang masih berjuang masuk katagori madya pratama, karena APK-nya masih kurang dari 80 persen pada 2007 masih ada 111 kabupaten/kota dan 7 provinsi.

Suyanto menegaskan, program Wajar 9 Tahun akan tuntas tahun ini. Apalagi lima provinsi telah mencapai APK tertinggi, yakni DKI Jakarta, Bali, Jawa Timur, Yogyakarta dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Oleh karena itu, Suyanto meminta kepada semua pihak untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan program Wajar 9 Tahun.
"Tidak hanya kami tapi semua piha juga wajib untuk melakukan pengawasan demi suksesnya program ini. Karena ini adalah amanat UU," ujarnya.

Sementara menyoal masih adanya pungutan yang dilakukan oleh pihak sekolah yang kerap dikeluhkan para orangtua murid, Suyanto menegaskan, siapapun berhak memberikan pengawasan terhadap pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan kesempatan emas dari pemerintah tersebut.

"Siapa saja bisa mengawasinya, mulai dari wartawan, aparat pemerintah, orangtua murid, sampai LSM. Ini semua demi tercapainya kesuksesan program dimaksud," ujarnya.

Menurut Suyanto, selama ini pungutan yang diperkenankan hanya untuk yang bersifat administrasi, seperti pembelian seragam, alat tulis anak, maupun buku pelajaran. Itupun tetap dalam batas wajar.

Karena pemerintah telah memberikan bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS), yang berfungsi membantu kegiatan operasional sekolah-sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan kepada muridnya.

"Jadi kalau di daerah-daerah bantuan tersebut tentunya sangat mencukupi. Namun untuk di Jakarta, dengan biaya operasional yang tinggi masih kurang mencukupi. Karenanya diperlukan peran aktif orangtua untuk membantu membiayai anak-anak mereka. Gratis di sini bukan berarti gratis segala-galanya," jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya dengan tegas mengaku siap mengawal kesuksesan program Wajar 9 Tahun.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009