Jakarta (ANTARA News) - Tiket Kereta Api eksekutif untuk jurusan kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur habis terjual sejak pemesanan tiket secara online yang dibuka Selasa (18/8).

"Tiket kereta untuk H-4 dan H-5 jalur utara dan selatan kelas eksekutif sudah habis terjual," kata Kepala Stasiun Gambir, Ata Sudarta saat ditemui di Stasiun Gambir, Rabu.

Tiket yang terjual habis tersebut mencapai 12 ribu tiket untuk H-4 dan H-5 lebaran. Sementara untuk hari-hari lainnya jelang lebaran masih tersisa sejumlah tiket.

Sedangkan tiket kereta untuk jurusan lokal seperti kota Bandung dan Cirebon masih tersisa.

"Masih tersisa cukup banyak," kata Arta.

Setiap hari, 34 kereta api reguler berbagai kelas berangkat dari Stasiun Gambir ke sejumlah tujuan dengan total 75 ribu kursi hingga 80 ribu kursi yang tersedia.

Walaupun pada hari-hari tertentu tiket untuk sejumlah jurusan telah habis terjual, namun pihaknya belum mendapat kepastian mengenai jumlah kereta tambahan yang akan diturunkan untuk mengantisipasi membludaknya penumpang kereta yang ingin mudik lebaran.

"Belum dipastikan jumlahnya, kita masih menunggu informasi pasti mengenai jumlah kereta tambahan lebaran. Biasanya H-15 atau H-20 baru bisa dipastikan berapa kereta tambahannya," kata Arta lebih lanjut.

Jika melihat pengalaman lebaran tahun lalu, kereta tambahan lebaran yang diturunkan untuk mengangkut penumpang yang tersisa berjumlah lima kereta.

Diantaranya Kereta Argo Anggrek, Gajayana, Purwojaya, Argo Lawu dan Gumarang.

"Tapi untuk lebaran tahun ini belum ada informasi mengenai itu, jadi belum bisa dipastikan jumlahnya (kereta tambahan)," kata Arta.

Arta menjelaskan tidak ada kenaikan harga tiket menjelang libur lebaran.

"Tidak ada kenaikan, tuslag juga sudah dihapus," katanya.

Berdasarkan pantauan, suasana Stasiun Gambir siang ini terlihat lengang. Tidak tampak antrean panjang calon penumpang. Karena pembelian tiket kereta stasiun Gambir dapat dilakukan melalui beragam cara.

Seperti pembelian langsung, melalui biro perjalanan maupun sistem online.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009