Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sedang menanti konfirmasi dari pemerintah Filipina apakah senjata yang ditemukan aparat Filipina pada pekan lalu dari kapal berbendera Panama sebagai buatan PT Pindad Indonesia.

"Memang ditemukan lima peti senjata yang tercampur, jadi sedang dipastikan apakan itu betul buatan Indonesia," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah di Jakarta, Jumat.

Apabila itu benar senjata buatan PT Pindad Indonesia, lanjut Faizasyah, maka Deplu akan melakukan pengecekan ke pihak terkait apakah ada suatu perjanjian ekspor antara PT Pindad dengan Filipina.

"Dipastikan jika memang betul melakukan ekspor tujuannya kemana, kalau ke Filipina maka itu sudah melalui prosedur yang benar maka kita pertanyakan mengapa ada penyitaan," katanya.

Ia menjelaskan bahwa sejauh ini pihaknya belum memperoleh penjelasan apakah antara Filipina dan PT Pindad memiliki perjanjian jual beli senjata sehingga senjata yang masuk tersebut adalah legal. Berbeda dengan di Indonesia, penjualan senjata di Filipina relatif jauh lebih bebas.

Aparat bea cukai Filipina menahan sebuah kapal kargo "Capt Ufuk" yang mengangkut sekitar 50 senapan di Bataan, Kamis malam (20/8). Setelah dicek, ditemukan senapan buatan Pindad berjenis SS1-V1, beberapa perlengkapan militer lainnya, dan senjata laras panjang bermerek Israel "Galil". Senjata itu adalah sejenis senjata tipe serbu yang sangat akurat (300-800 meter).

Selain senjata-senjata itu, aparat Filipina juga menahan 14 kru dari Georgia dan Afrika. Kapal tersebut disebutkan berangkat dari Pelabuhan Georgia dan singgah di Indonesia untuk mengambil barang, sebelum kemudian berlayar ke Pelabuhan Mariveles.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009