Denpasar (ANTARA News) - Aset pariwisata Indonesia perlu dibuka secara luas jika pemerintah serius ingin meningkatkan perolehan devisa negara dari sektor itu, kata seorang praktisi kepariwisataan.

"Banyak aset pariwisata yang ada di darat, laut, dan udara yang hingga kini belum tersentuh," kata praktisi pariwisata Bali Jro Gede Karang T Suarshana, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, pantai Indonesia yang panjangnya mencapai 5,7 juta kilometer memiliki keragaman flora dan fauna laut yang bisa ditawarkan sebagai tujuan wisata.

Potensi tersebut dapat dikembangkan sebagai salah satu daya tarik wisatawan, katanya, di samping kekayaan seni budaya serta keindahan panorama alam yang tersimpan di masing-masing daerah di Indonesia.

Jro Karang, yang sukses mengelola biro perjalanan wisata serta hotel dan restoran itu, mengatakan, untuk memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal perlu upaya untuk mensinergikan beragam potensi yang ada, antara lain pariwisata dengan pertanian.

Menurut dia, kedua sektor itu hendaknya dapat dikembangkan secara berimbang agar satu sama lain saling mendukung yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu perlu upaya dan terobosan untuk memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal.

Pengembangan sektor pariwisata memerlukan adanya kejelian dan kesungguhan, kata dia, sehingga wisatawan yang berulang kali datang ke Indonesia tidak pernah merasa bosan.

Bali sudah sejak lama merintis hal itu, kata dia, namun tetap perlu penyempurnaan, terutama untuk menjadikan sektor pariwisata itu mampu bersinergi dengan bidang pertanian.

Semua itu memerlukan dukungan dan peranserta semua pihak, terutama kesungguhan pemerintah dalam menjaga dan memelihara keamanan, sehingga wisman merasa aman dan nyaman, kata Jro Karang Suarshana. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009