Teheran (ANTARA News/AFP)- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang sengketa atas terpilihnya kembali dia menimbulkan krisis terburuk dalam sejarah republik Islam itu, menyerukan parlemen, Minggu menyetujui kabinet barunya.

Majelis yang dikuasai kelompok konservatif memulai perdebatan tiga hari mengenai calon-calon menteri yang dipilih Ahmadinejad dan akan melakukan pemungutan suara kepercayaan, Rabu.

"Saya mengharapkan majelis menyetujui semua menteri dan dengan satu keputusan tegas maka lembaga itu akan mengubahkan harapan pihak yang iri hati menjadi putus asa," kata Ahmadinejad dalam pidato di hadapan anggota parlemen ketika ia menyampaikan susunan kabinetnya.

Ia mengatakan kemenangan dalam pemilu 12 Juni adalah penegasan bahwa rakyat Iran menginginkan pemerintahnya "melanjutkan jalan yang sama" masa jabatan empat tahun pertamanya.

"Kami berjanji bagi keadilan yang meluas, menjaga martabat nasional, mencapai kemajuan dan menghadapi kekuatan-kekuatan penggertak. Kami akan terus mendukung bangsa-bangsa yang tertindas dan bekerjasama yang konstruktif dengan semua negara kecuali rezim Ziois," katanya mengacau pada Israel musuh bebuyutannya.

Laporan-laporan media mengatakan perdebatan itu diperkriakan

akan menghangat, dengan Ahmadinejad menghadapi satu tugas yang berat untuk mengamankan mandat bagi anggota kabinetnya yang termasuk beberapa menteri baru, di antara mereka tiga wanita -- pertama di republik Islam itu.

"Kami mengharapkan dalam sidang-sidang yang bersahabat berikutnya para anggota melakukan perdebatan yang bermartabat dan sabar dan membicarakan masalah dengan etika Islam.

Majelis akan memberikan waktu yang luas bagi kedua pihak untuk menyelesaikan kasus itu-- pertama di republik Islam itu, kata ketua parlemen Ali Larijani."

Pemungutan suara kepercayaan itu dilakukan saat Iran menghadapi konflik politik setelah Ahmadinejad dipilih kembali sebagai presiden yang memicu unjukrasa di jalan yang menewaskan paling tidak 30 orang dan menggoyahkan pilar-pilar pemerintah Islam itu.

Ahmadinejad terancam dipecat dari kelompok garis kerasnya atas beberapa keputusan yang dia buat segera setelah ia terpilih kembali dan para anggota parlemen marah kepada dia karena tidak berkonsultasi degan mereka menyangkut pemilihan para anggota kabinetnya.

Ahmadinejad mempertahankan lima menteri untuk jabatan yang sama, termasuk menlu Manouchehr Mottaki.

Menteri pertahanan Mostafa Mohammad Najjar dicalon sebagai menteri dalam negeri, sementara menteri perdagangan Masoud Mirkazemi diangkat Ahmadinejad sebagai menteri perminyakan di pengekspor minyak terbesar kedua OPEC.

Akan tetapi, Mirkazemi diperkirakan akan ditolak karena ia kurang pengalaman dalam sektor penting itu, kata media. Ia juga hampir digugat tahun 2007 dan 2008 atas meningkatnya harga barang kebutuhan pokok.

Tiga wanita yang dicalonkan itu juga diperkirakan akan menghadapi satu tugas berat dan sulit karena beberapa ulama mempertanyakan kemampuan kepemimpinan mereka.

"Islam menghormati wanita, tetapi menghormati wanita tidak berati bahwa posisi sosial yang berat diberikan kepada mereka," kata ulama garis keras Ahmad Khatami, Sabtu.

Sousan Keshvaraz, Marzieh Vahid Dastherdi dan Fatemeh Ajorlou diusulkan masing-masing sebagai menteri-menteri pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan dan keamanan sosial.Ketiga wanita itu juga dianggap tidak berpengalaman eksekutif.

Ahmadinejad mengatakan keberadaan wanita-wanita itu di kabinet menimbulkan "kepercayaan diri" wanita di Iran dan mendapat "dukungan dikalangan wanita Iran."(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009