Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan bisnis jasa maritim, PT Pertamina Tongkang (PTK) tahun ini berencana melakukan peremajaan armada kapalnya melalui pengadaan dua unit kapal baru masing-masing jenis harbour tug 3.200 HP (Horse Power) dan AHTS (anchor handling tug supply) berkapasitas 5.000-6.000 HP.

"Program peremajaan kapal ini akan terus bergulir, karena merupakan salah satu mesin uang bagi kelangsungan perusahaan," tegas Direktur Utama PT Pertamina Tongkang, Djaelani Sutomo saat peringatan HUT ke-40 anak perusahaan PT Pertamina (Persero) tersebut di Jakarta, Kamis.

Djaelani mengharapkan penambahan dua unit kapal baru bisa segera terwujud karena sudah masuk dalam rencana investasi tahun 2009. Kapal harbour tug digunakan untuk menyandarkan dan melepas kapal tanker (mooring and unmooring) sedangkan AHTS digunakan untuk membantu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai.

Namun program peremajaan kapal tersebut tetap akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kemampuan perusahaan, jelasnya.

Sebelumnya awal tahun ini, PTK telah menambah armadanya dengan meluncurkan satu unit kapal tanker berukuran 1.500 DWT (dead weight ton) dengan nama "MT Patra Tanker 1" pada 23 Maret 2009.

MT Patra Tanker 1 akan disewa secara jangka panjang (Long Term Time Charter/LTTC) oleh PT Pertamina (Persero) selama lima tahun dan opsi tiga tahun, katanya.

Selain pengadaan kapal, menurut Djaelani, PTK sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan swasta nasional diantaranya dengan PT Global Putra Indonesia Logistic (GPI) dalam penyediaan kapal, angkutan bahan bakar minyak (BBM), agen perkapalan (Ship Agency), dan Logistic Base.

Kegiatan pengembangan usaha lainnya dalam upaya meningkatkan pendapatan, dilakukan melalui kerja sama dengan PT Pembangunan Kepri dalam pengelolaan dan pengembangan pelabuhan wilayah Kabil di Kepulauan Riau, menjadi "Integrated Offshore Logistic Hub". Kemudian pengelolaan FPSO untuk wilayah Natuna (Laut Cina Selatan) dan wilayah Madura, Jawa Timur dengan perusahaan Malaysia, sebagai Storage Cargo di laut untuk kebutuhan Oil Company di Indonesia.

Sementara dalam rangka sinergi antar anak perusahaan Pertamina, PTK menggandeng PT Pertamina Energy Services Pte Ltd (PETRAL) Singapura, yang memiliki bisnis di bidang perdagangan minyak mentah, katanya.

Begitu pula dengan bisnis keagenan dimana perolehan Call kapal non Pertamina per Juli mencapai 1.017 Call dari target 1.644 atau mencapai 62 persen dari target 2009. Sedangkan untuk kapal Pertamina mencapai 137 Call per Juli, mengalami kenaikan signifikan sebesar 104 persen dari target 132 Call tahun 2009.

Menurut Djaelani Sutomo, berbagai keberhasilan tersebut telah berhasil meningkatkan kinerja keuangan PTK di mana per akhir semester I 2009 mencatat laba sebesar Rp23 miliar atau 50 persen dari target laba tahun ini.

Pada tahun 2008, PTK mencatat laba Rp37,4 miliar, naik 87 persen dibandingkan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp20 miliar.

Namun ia mengingatkan, sejumlah tantangan dan kendala yang dihadapi perusahaan seperti kecenderungan penurunan produksi LNG di Arun & Bontang, yang selama ini menjadi andalan pendapatan keagenan. Lalu, konsumsi dalam negeri yang terus meningkat sehingga produk minyak mentah dan LNG yang sebelumnya diekspor dengan kapal asing sekarang diangkut oleh kapal domestik.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009