Ambon (ANTARA News) - 26 orang anggota keluarga veteran tentara Gull Force asal Australia yang gugur pada Perang Dunia II, melakukan upacara peringatan 64 tahun pembebasan anggota keluarga mereka yang menjadi tahanan tentara Jepang tahun 1945 lalu, di Ambon, Kamis.

Upacara yang dilaksanakan di Taman Makam Persemakmuran, di kawasan Tantui, kecamatan Sirimau, Kota Ambon itu, dipimpin Presiden organisasi Gull Force, Des Brien dan juga dihadiri salah seorang veteran perang itu, Lionel James Penny (88).

Isak tangis mengiringi upacara yang berlangsung singkat sekitar 30 menit itu, lagu kebangsaan Australia "Advance Australian Fair" dinyanyikan, serta peletakkan karangan bunga pada tugu "Memorial Building Ambon" oleh Lionel James yang lebih dikenal dengan julukan "Papaya".

"Memorial Building Ambon" dibangun untuk memperingati 289 tentara dan 171 penerbang kesatuan Australia yang gugur di Maluku, Sulawesi dan Kepulauan sekitarnya yang tidak diketahui dan ditemukan jenasahnya hingga sekarang Perang Dunia II tahun 1941-1945. Nama-nama mereka terpampang pada dua dinding bangunan ini.

Isak tangis semakin tidak terbendung saat masing-masing keluarga melihat dan menyaksikan nisan keluarganya yang gugur saat PD II itu.

Sedikitnya 694 orang tentara Australia dari total 1131 orang tentara yang berasal dari Batalyon 2/21 Australia Gull Force gugur saat beroperang melawan tentara Jepang pada tahun 1941 di Ambon dan dimakamkan di Taman Persemakmuran Tantui, sedangkan yang bisa selamat dan kembali ke negaranya sebanyak 232 orang.

Des Brien mengatakan peringatan pembebasan tentara Australia itu dilakukan setiap 10 September bertepatan dengan tanggal pembebasan mereka tahun 1945. "Perayaan ini untuk mengenang akan penderitaan dan perjuangan orang tua, kakek dan ayah kami yang gugur di Ambon semasa jaman PD II," katanya

"Kami datang ke Ambon setiap dua tahun sekali untuk memperingatinya. Ini bagian sejarah dan memori keluarga kami yang tidak bisa dilupakan begitu saja," katanya.

Kehadiran mereka pun sekaligus untuk mengenang kebaikkan dan pertolongan warga di Ambon terhadap keluarga mereka saat menjadi tahanan tentara Jepang. "Warga Ambon sering memberikan bantuan makanan, air minum maupun obat-obatan bagi tentara Australia yang ditahan Jepang. Bahkan ada yang melarikan diri juga ditolong warga Ambon," katanya.

Des Brien juga mengaku Pemerintah dan masyarakat Ambon memiliki hubungan baik dengan organisasi para veteran perang Gull Force maupun dengan pmerintah Australia karena berjasa selama masa perang.

"Ini kenangan yang tidak bisa dilupakan dan kami akan datang setiap tahun ke Ambon untuk merayakan gugurnya keluarga kami disini serta kebaikan dan keramahan orang-orang Ambon. Ini ikatan yang tidak mudah dipisahkan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009