Bandarlampung (ANTARA News) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai rencana pembanguna Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak melibatkan pusat, padahal itu megaproyek nasional.

"Kami melihat rencana itu hanya dibahas oleh pemerintah daerah baik Lampung maupun Banten, tidak melibatkan atau berkoordinasi dengan Komisi V," kata anggota Komisi V DPR, Riswan Tony, di Bandarlampung, Jumat malam.

Ia menyarankan, Gubernur Lampung untuk meminta bantuan DPR dalam mengegolkan rencana tersebut, sehingga ada pembahasan di tingkat pusat.

"Kalau hal itu disampaikan ke kami, akan dibahas. Kami kecolongan dengan Jembatan Suramadu," kata dia, yang juga berasal dari Lampung itu.

Sebelumnya, Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. menegaskan pemerintah pusat sudah setuju rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) sekitar 30 km, yang menghubungkan Bakauheni, Lampung--Merak, Banten.

Menanggapi pernyataan pakar yang menyebutkan bahwa pembangunan JSS itu nantinya tidak memiliki nilai tambah, dan lebih memiliki nilai gengsi daripada nilai fungsionalnya, Sjachroedin menegaskan kembali bahwa hal itu sangat gampang menilainya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Pemprov Lampung Sutoto menjelaskan penandatanganan berita acara penyerahan hasil prastudi kelayakan rencana pembangunan JSS itu telah dilakukan di Jakarta, Kamis (13-8).

Penandatanganan dilakukan Gubernur Sjachroedin, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dan Direktur Arta Graha Network (AGN) Tommy Winata.

Pada kesempatan itu, PT Bangungraha Sejahtera Mulia, sebuah perusahaan yang tergabung dalam AGN, menyerahkan hasil prastudi kelayakan rencana pembangunan JSS itu kepada Pemprov Banten dan Lampung, selanjutnya dokumen itu diserahkan ke pemerintah pusat sebagai laporan.

Pemerintah Provinsi Lampung meyakini jembatan itu akan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), memeratakan pembangunan, serta mendorong peningkatan infrastruktur jalan lintas Sumatra (jalinsum). JSS direncanakan memiliki panjang sekitar 31 kilometer, dengan ketinggian 70 meter dan lebar 60 meter, dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, ke Merak, Provinsi Banten, dengan biayanya sekitar Rp90 triliun hingga Rp100 triliun.

Proyek yang dicetuskan tahun 1960, masing-masing sisi mempunyai tiga lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan mempunyai ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air.

JSS telah dilakukan "Soft Launching" 2007 Jembatan Selat Sunda dan akan dimulai pembangunannya pada tahun 2010 dan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2025.

Jembatan itu akan menjadi terpanjang ketiga setelah Jembatan Lake Pontchartrain di negara bagian selatan Louisiana, Amerika Serikat, dengan panjang 38,42 kilometer, dan Jembatan Donghai di Shanghai, dan Yangshan, China, dengan panjang 32,5 km.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009